Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bobby Joseph Ditangkap karena Narkoba, Ini Efek Sabu bagi Kesehatan

Kompas.com - 12/12/2021, 12:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Artis peran Bobby Joseph ditangkap atas dugaan penyalahgunaan narkoba jenis sabu. Sebenarnya, apa efek sabu di tubuh pemakainya?

Diberitakan Kompas.com Sains pada 31 Agustus 2019, Dokter Adiksi Hari Nugroho menjelaskan, sabu atau metafetamin yang berbentuk kristal dapat memengaruhi kinerja otak.

Zat tersebut dapat merangsang keluarnya dopamin dan memblokir transporter re-uptake antar sel saraf.

Selanjutnya, dopamine akan beredar dalam tubuh dan meningkat hingga ribuan kali di atas batas normal.

Baca juga: Jeff Smith Mengonsumsi Narkoba LSD supaya Fokus Kerja, Benarkah Efeknya Demikian?

Dopamin adalah hormon bahagia, yang merupakan hormon yang dikeluarkan tubuh saat melakukan hobi, aktivitas seksual, makan dan hal-hal yang menyenangkan lainnya.

Saat dikonsumsi, efek sabu dapat merangsang hormon dopamine, yang mana hormon ini juga terlibat dalam sistem penghargaan, motivasi, memori dan atensi.

Hari yang bertugas di dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN) Jakarta menambahkan, jika dikonsumsi dalam jangka pendek, sabu dapat membuat pemakainya merasa lebih segar, karena zat ini memiliki sifat stimulan yang terkandung di dalamnya.

Namun, sabu akan dapat memengaruhi aktivitas fisik, tekanan darah, denyut jantung, suhu badan dan kecepatan napas meningkat, sedangkan nafsu juga turut berkurang.

Efek sabu jangka panjang

Dalam jangka pendek sabu dapat merangsang hormon bahagia, namun narkotika ini memiliki efek samping buruk bagi tubuh dalam jangka panjang.

Efek sabu pada tubuh jika dikonsumsi jangka panjang, dapat menyebabkan dampak serius pada fisik dan mental pemakainya.

Pasalnya, sabu dapat menyebabkan ketergantungan atau kecanduan yang tinggi karena membuat dopamine yang dihasilnya meningkat drastis.

Menurut Hari, salah satu efek fisik dari konsumsi sabu adalah timbulnya gangguan pada gigi dan gusi yang disebut meth mouth.

Zat metafetamin juga dapat mengganggu fungsi eksekutif pada otak, sehingga proses penilaian dan pengambilan keputusan menjadi terganggu.

Kondisi ini akan meningkatkan risiko pemakai sabu untuk melakukan hal-hal berbahaya, seperti bergantian menggunakan jarum suntik. Selain itu, efek samping sabu yang lain, yakni dapat meningkatkan dorongan seksual.

Apabila digabungkan dengan gangguan proses penilaian dan pengambilan keputusan, maka dapat menyebabkan penggunanya lebih mungkin melakukan perilaku seksual berisiko, sehingga mereka rentan terkena penyakit menular seksual, HIV/AIDS serta hepatitis B dan C.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com