KOMPAS.com – Asfiksi terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen. Jika tidak segera ditangani, ini bisa menjadi kondisi yang membahayan.
Ketika bernapas normal, tubuh menghirup oksigen dan mengirimkannya ke dalam darah yang kemudian membawanya ke seluruh jaringan.
Setelah itu, sel akan memanfaatkannya untuk menghasilkan energi. Setiap gangguan pada proses pernapasan dapat membuat seseorang pingsan atau bahkan kehilangan nyawa.
Dilansir dari Healthline, ada banyak kemungkinan penyebab asifiksi atau sesak napas, termasuk cedera, menghirup bahan kimia, dan lain-lain. Berikut adalah beberapa penyebab asfiksi yang paling umum:
Baca juga: Flek Paru-paru: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegah
Asfiksi kimia dapat terjadi ketika seseorang menghirup zat yang memotong suplai oksigen ke tubuh. Zat tersebut dapat menggantikan oksigen atau mengganggu pengiriman oksigen dalam darah.
Salah satu contoh bahan kimia yang dapat menjadi penyebab asfiksi adalah karbon monoksida, gas tidak berbau dan tidak berwarna yang ditemukan dalam asap.
Anafilaksis adalah reaksi alergi parah terhadap makanan, obat, atau hewan, yang dapat menjadi penyebab asfiksi.
Selama mengalami anafilaksis, tubuh menganggap suatu zat adalah penyerang. Sistem kekebalan membuat antibodi yang melepaskan bahan kimia yang dapat menyebabkan gejala pembengkakan, gatal-gatal, dan sesak napas.
Asma adalah kondisi kronis yang menyebabkan peradangan pada saluran udara. Ini dapat menyebabkan gejala sulit bernapas.
Selama mengalami serangan asma yang parah, saluran udara membengkak dan menyempit. Tanpa perawatan segera, saluran udara bisa terlalu sempit dan memotong suplai oksigen.
Baca juga: Pengertian, Penyebab, dan Gejala Kista Epidermoid
Jika tubuh sedang berada dalam posisi yang menghalangi saluran udara, ini dapat menyebabkan asfiksi posisional.
Bayi yang baru lahir berisiko tinggi mengalammi asfiksi posisional karena tidak dapat memposisikan diri untuk membuka blokir di saluran pernapasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.