Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertahan dari Hantaman Asteroid, Nenek Moyang Manusia Tinggalkan Pohon

Kompas.com - 19/10/2021, 11:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketika asteroid menghantam Bumi 66 juta tahun yang lalu dan memusnahkan dinosaurus serta tiga perempat kehidupan di planet, nenek moyang awal primata dan marsupial menjadi satu-satunya mamalia penghuni pohon (arboreal) yang bertahan.

Padahal, spesies arboreal sebenarnya sangat berisiko tak selamat karena kebakaran hutan yang disebabkan tumbukan asteroid itu. Lalu bagaimana mereka selamat?

Mengutip Science Daily, Senin (18/10/2021) dalam studi terbaru peneliti menemukan, jika sebagian besar mamalia yang masih hidup itu rupanya tak bergantung pada keberadaan pohon.

Mereka, termasuk nenek moyang manusia cukup fleksibel untuk beradaptasi dengan hilangnya pepohonan.

Baca juga: Peneliti Temukan Asal Asteroid yang Musnahkan Dinosaurus 66 Juta Tahun Lalu

Temuan ini menunjukkan pengaruh peristiwa kepunahan, yang dikenal sebagai batas Kapur-Paleogen (K-Pg), dalam membentuk evolusi awal dan diversifikasi mamalia.

"Satu penjelasan yang mungkin tentang bagaimana primata bertahan hidup melintasi batas K-Pg mungkin karena beberapa fleksibilitas perilaku," ungkap Jonathan Hughes, peneliti yang terlibat dalam studi.

Hughes menjelaskan, mamalia paling awal muncul kira-kira 300 juta tahun yang lalu dan mungkin telah terdiversifikasi bersamaan dengan perluasan tanaman berbunga sekitar 20 juta tahun sebelum peristiwa K-Pg. Namun, saat asteroid menghantam banyak dari garis keturunan mamalia ini mati.

"Pada saat yang sama, mamalia yang bertahan hidup terdiversifikasi ke semua relung ekologi baru yang terbuka ketika dinosaurus dan spesies lain punah," kata Hughes.

Dalam studi ini para peneliti menggunakan filogeni yang diterbitkan untuk mamalia. Filogeni adalah diagram yang menunjukkan keterkaitan evolusi di antara kelompok organisme.

Peneliti kemudian mengklasifikasikan setiap mamalia hidup pada filogeni ke dalam tiga kategori yaitu arboreal, semi arboreal, dan non arboreal, berdasarakan habitat mereka.

Baca juga: Sebelum Jalan dengan Dua Kaki, Nenek Moyang Manusia Hidup di Pohon

Peneliti juga merancang model komputer yang merekonstruksi sejarah evolusi mamalia.

Lalu untuk menginterpretasikan preferensi habitat hewan, peneliti membandingkan informasi yang diketahui dari mamalia hidup dengan fosil mamalia untuk membantu memberikan konteks tambahan untuk hasil analisis mereka.

Secara umum, model menunjukkan bahwa spesies yang bertahan melalui peristiwa kepunahan K-Pg sebagian besar adalah non arboreal. Jadi kemungkinan kelompok hewan telah berubah dari waktu ke waktu.

"Kami dapat melihat menjelang peristiwa kepunahan K-Pg ada lonjakan besar dalam transisi dari mamalia arboreal dan semi arboreal menjadi non arboreal," tambah Hughes.

Studi ini dipublikasikan di jurnal Ecology and Evolution.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com