Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Cara Kerja Vaksin mRNA dan Keuntungannya

Kompas.com - 07/08/2021, 08:00 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.comVaksin mRNA merupakan teknologi baru di bidang vaksin. Teknologi ini telah digunakan dalam beberapa vaksin Covid-19, diantaranya Pfizer dan Moderna. Bagaimana sistem kerja vaksin mRNA ini?

Vaksin untuk mencegah penyakit

Vaksin telah berhasil melindungi jutaan nyawa dari berbagai penyakit di Bumi. Contohnya polio yang insidensinya berhasil menurun secara drastis di berbagai negara.

Terdapat beberapa jenis teknologi vaksin yang berbeda. Salah satunya adalah cara yang paling banyak digunakan sejak dahulu, yaitu vaksin inaktivasi dan live attenuated atau dilemahkan.

Vaksin mRNA

Vaksin ini adalah teknik vaksin yang cukup baru dibandingkan teknik lainnya. Berbeda dengan teknik lainnya yang memasukkan virus ke dalam tubuh, vaksin ini berisi mRNA yang mengajarkan sel tubuh kita untuk memproduksi protein.

Protein yang dihasilkan tersebutlah yang akan memicu respons imun tubuh dan memproduksi antibodi. Pada akhirnya jika tubuh sudah memiliki antibodi, maka tubuh akan lebih mudah memberikan pertahanan jika virus masuk ke dalam tubuh kita.

Baca juga: 11 Syarat Vaksin Covid-19 untuk Anak 12 Tahun Ke Atas

Benarkah vaksin mRNA bisa mengubah DNA?

Isu ini tidak benar. Dilansir dari Centers of Disease Control and Prevention (CDC), vaksin ini tidak mempengaruhi atau berinteraksi dengan DNA kita. DNA kita tersimpan di dalam nukleus sel dan vaksin tidak bisa mencapai nukleus sel.

Sel akan langsung menghancurkan mRNA ketika sudah selesai melakukan instruksi yang diberikan. Pada vaksin Covid-19, mRNA berfungsi untuk membuat sel memproduksi protein yang sama seperti pada permukaan virus SARS-CoV-2.

Protein inilah yang akan memicu respons tubuh agar membentuk antibodi terhadap virus SARS-CoV-2.

Keuntungan vaksin mRNA

Vaksin dengan teknologi ini telah diteliti selama puluhan tahun. Vaksin ini berpotensi lebih baik di masa depan karena lebih cepat dikembangkan dan tidak bergantung pada kesediaan virus yang dilemahkan seperti pada vaksin inaktivasi.

Sebelumnya, cara ini telah digunakan untuk mengembangkan vaksin flu, Zika, rabies, dan cytomegalovirus (CMV). Teknologi ini bahkan memungkinkan untuk membuat satu vaksin yang bisa mencegah beberapa penyakit sekaligus.

Salah satu yang sedang dikembangkan adalah kemungkinan menggunakan teknik ini untuk menciptakan vaksin kanker. Pengembangan ini bertujuan memicu sistem imun untuk menargetkan menyerang sel kanker.

Baca juga: Vaksin Booster untuk Tenaga Kesehatan, Bagaimana Efektivitasnya?

Apakah vaksin mRNA aman?

Uji klinis vaksin memiliki beberapa tahapan yang harus dilewati dan tidak boleh ada yang terlewat. Uji pertama dilakukan pada hewan. Kemudian dilanjutkan dengan tiga kali uji klinis pada manusia.

Sebagai contoh, vaksin Pfizer yang telah menjalankan uji klinis ketiga sejak Juli tahun lalu yang melibatkan lebih dari 40.000 orang. Data ini akan terus dikumpulkan hingga dua tahun ke depan.

Dilansir dari European Comission, jika ada vaksin yang digunakan tidak aman atau menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, biasanya sebagian kasusnya akan muncul dalam dua bulan pertama. Jadi, vaksin mRNA yang sudah beredar dapat dinyatakan aman untuk digunakan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com