Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Berhasil Menghidupkan Hewan yang Dibekukan 30 Tahun Lalu

Kompas.com - 17/06/2021, 08:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Para ilmuwan berhasil menghidupkan kembali hewan yang dibekukan selama 30 tahun.

Institut Penelitian Kutub Nasional Jepang mengatakan bahwa para ilmuwan telah berhasil menghidupkan kembali hewan tardigrade yang berasal dari Antartika ini.

Tardigrade atau yang dikenal sebagai beruang air atau anak babi lumut merupakan hewan super kecil yang dapat hidup di lingkungan ekstrem (disebut eksremofil).

Mikrob ekstremofil ini tinggal di air berukuran kurang dari 1 mm dan hidup dalam kondisi ekstrem dan tidak bersahabat.

Baca juga: NASA Kirim Beruang Air dan Cumi Bobtail ke Luar Angkasa, untuk Apa?

Mereka mampu memperlambat atau mematikan aktivitas metabolisme untuk jangka waktu yang cukup lama.

Menurut penelitian yang dipublikasikan di majalah Cryobiology, tardigrade ditemukan di antara tumbuhan lumut di Antartika pada tahun 1983.

Mereka dipindahkan dan disimpan pada suhu minus 20 derajat Celsius, kemudian berhasil dicairkan pada Mei 2014.

Dilansir dari The Independent, Rabu (16/6/2021), telur dan hewan akhirnya berhasil dihidupkan kembali belum lama ini.

Beruang air yang terakhir mulai bergerak dan mengonsumsi makanan setelah dua minggu.

Hewan ini menelurkan total 19 telur, 14 di antaranya berhasil menetas.

Tidak ada cacat atau anomali yang dilaporkan di antara bayi baru lahir yang menetas.

Sebelumnya, tardigrade telah berhasil dihidupkan kembali setelah sembilan tahun, tetapi ini dianggap sebagai contoh menghidupkan makhluk kembali setelah 30 tahun beku.

Baca juga: Buktikan Kekuatan Tardigrade Mahluk Nyaris Abadi, Ahli Lakukan Ini

"Penelitian ini memperluas jangka panjang kelangsungan hidup pada spesies tardigrade secara signifikan," tulis peneliti dalam laporannya.

"Studi lebih lanjut yang lebih rinci menggunakan analisis kuantitatif dengan replikasi yang lebih besar di bawah kisaran kondisi yang terkendali akan meningkatkan pemahaman mekanisme dan kondisi yang mendasari pelestarian jangka panjang dan kelangsungan hidup hewan," tulis peneliti dalam laporannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com