KOMPAS.com - Mengkonsumsi seledri, baik dimakan biasa atau dijus, semakin populer beberapa tahun terakhir.
Konon, seledri memiliki segudang manfaat. Salah satunya untuk meningkatkan kesehatan seksual bagi pria.
Terlepas dari berbagai klaim yang beredar di sosial media, faktanya data tentang manfaat spesifik seledri masih sangat terbatas.
Meski demikian, mungkin banyak yang bertanya-tanya apakah mengonsumsi seledri memiliki manfaat untuk pria.
Baca juga: Mitos atau Fakta: Menempelkan Buah Asam Bisa Sembuhkan Sariawan
Berbagai mitos beredar tentang khasiat seledri di tengah masyarakat.
Beberapa ada yang benar, tapi banyak juga yang masih membutuhkan banyak penelitian dan data.
Berikut yang dikatakan sains tentang mitos seledri yang paling umum seperti dilansir Healthline.
1. Apakah seledri meningkatkan kadar androsteron?
Androsteron adalah metabolit steroid lemah dari hormon seks testosteron, yang secara alami ada pada pria dan wanita. Namun, androsteron lebih banyak ditemukan pada pria dibanding wanita.
Hormon ini, bersama dengan yang lain, berkontribusi pada karakteristik pria seperti tumbuhnya rambut tubuh dan keringat manusia.
Beberapa sumber mengklaim bahwa seledri dikemas dengan androsteron dan dengan demikian dapat menyebabkan peningkatan kadar testosteron dan dorongan seks pada pria.
Meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa seledri mengandung androsteron, tidak ada bukti bahwa makan seledri atau meminum jusnya meningkatkan kadar androsteron atau meningkatkan gairah seks pada pria.
2. Bisakah seledri dianggap sebagai afrodisiak?
Afrodisiak adalah makanan atau obat yang merangsang hasrat seksual.
Feromon merupakan hormon kimiawi yang berfungsi di luar tubuh dan berperan dalam berbagai fenomena, salah satunya adalah ketertarikan seksual.