Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jarum Suntik, Alat Medis Terbesar yang Pernah Ditemukan

Kompas.com - 21/09/2020, 16:01 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jarum suntik memainkan peran penting dalam bidang medis. Salah satu perangkat kedokteran yang sangat vital ini ternyata sudah ditemukan dalam literatur kuno di masa Yunani dan Romawi.

Bahkan, di masa pandemi virus corona pada abad ini, peran jarum suntik sangat penting, terutama dalam vaksinasi untuk melawan infeksi penyakit baru, Covid-19.

Asal-usul jarum suntik di dalam literatur Yunani dan Romawi dideskripsikan tentang buluh (sejenis tanaman berongga) berlubang yang digunakan untuk ritual mengurapi tubuh dengan minyak, seperti dikutip dari situs resmi Faculty of Medicine, University of Queensland, Senin (21/9/2020). 

Tertulis juga, buluh ini sebagai alat musik yang digunakan untuk mengubah nada.

Namun, penggunaan jarum suntik piston sederhana secara medis, yang dipakai untuk memberikan salep dan krim dijelaskan oleh Galen pada 129-200 SM.

Baca juga: AS Kekurangan Jarum Suntik, Imunisasi Vaksin Corona Bisa Terganggu

 

Orang Mesir bernama Ammar bin Ali al-Mawsili juga melaporkan penggunaan tabung kaca untuk melakukan hisap pada ekstraksi katarak dari sekitar 900 Masehi.

Pada tahun 1650, percobaan Pascal di bidang hidrolik mendorongnya untuk menemukan jarum suntik modern pertama yang memungkinkan infus obat-obatan.

Kendati demikian, eksperimen paling awal yang dikonfirmasi dalam injeksi intravena dilakukan oleh Christopher Wren pada tahun 1656. Wren menggunakan teknik 'memotong' untuk menyuntikkan getah poppy secara intravena ke anjing melalui kanula bulu angsa.

Namun, saat digunakan Drs Major dan Esholttz tahun 1660, pada manusia berdampak fatal karena ketidaktahuan akan dosis yang sesuai dan kebutuhan untuk mensterilkan peralatan dan infus.

Baca juga: Mengapa Ada Orang yang Luar Biasa Takut terhadap Jarum Suntik?

 

Akibatnya, konsekuensi bencana dari percobaan ini membuat penggunaan suntikan ditunda selama 200 tahun. Setelah 200 tahun berlalu jarum suntik pertama terbuat dari logam yang berlubang dibuat oleh Francis Rynd di Dublin pada tahun 1844. 

Teknologi jarum suntik selanjutnya terus berkembang, pada tahun 1853, Charles Pravaz, di Prancis, memberikan koagulan pada domba.

Akan tetapi tampaknya Alexander Wood di Edinburgh mencoba menggabungkan jarum suntik fungsional dengan jarum suntik pada tahun yang sama, untuk menyuntikkan morfin ke manusia dan mungkin harus dianggap sebagai penemu teknik tersebut.

Kendati jarum suntik terus berkembang, namun desain dasar tetap tidak berubah meskipun bagian-bagian yang dapat ditukar hingga bahan plastik untuk pembuatan jarum suntik, menyebabkan penggunaan jarum suntik sekali pakai semakin populer sejak pertengahan 1950-an.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com