Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/04/2020, 07:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi upaya pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus corona, SARS-CoV-2 di wilayah-wilayah episenter Covid-19. Kendati demikian, ahli juga mengingatkan akan adanya potensi gelombang kedua pandemi ini.

Lembaga Survei Kedai Kopi melakukan serangkaian survei untuk melihat efektivitas penerapan PSBB yang dilakukan di DKI Jakarta dan Jawa Barat.

"Persepsi masyarakat terkait PSBB ini upaya yang paling dianggap efektif adalah dengan pembatasan moda transportasi," ujar Direktur Eksekutif Kedai Kopi, Kunto Adi Wibowo dalam acara Ngopi Ring 1, Satu Asa Lawan Covid-19 yang digelar, Rabu (22/4/2020).

Survei ini dilakukan terhadap 405 responden via telepon. Dari skala 1-10, masyarakat menilai efektivitas kegiatan dalam menghambat persebaran virus corona yang menyebabkan Covid-19.

Baca juga: 32.000 Orang Jakarta Diperkirakan Positif Covid-19, PSBB Bisa Tekan Infeksi Corona

 

Dari hasil survei yang dilakukan tersebut, nilai rata-rata efektivitas dari penerapan PSBB ini sebesar 8,40.

Kunto mengatakan pembatasan moda transportasi juga menjadi persepsi yang dinilai efektif, tidak hanya bagi masyarakat DKI Jakarta terapi juga di hampir seluruh wilayah yang menerapkan PSBB.

Selain itu, persepsi lain yang dianggap efektif diterapkan saat PSBB yakni penutupan fasilitas umum dan pelarangan kegiatan di tempat umum hingga peliburan sekolah serta tempat kerja.

Baca juga: Studi Swiss Temukan Virus Corona Serang Pembuluh Darah, Apa Akibatnya?

Namun, persepsi yang dinilai tidak efektif oleh masyarakat terkait penerapan PSBB ini yakni pembatasan kegiatan keagamaan.

"Untuk itu, rekomendasi kami ke humas BNPB (gugus tugas Covid-19) mungkin bisa minta tokoh-tokoh agama untuk menggencarkan sosialisasi PSBB dengan pembatasan kegiatan keagamaan," jelas Kunto.

Sejumlah penumpang menaiki Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line menuju Jakarta di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Rabu (15/4/2020). Pada hari pertama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) penumpang kereta api menuju Jakarta diatur untuk menjaga jarak fisik dan jumlah penumpang dibatasi.ANTARA FOTO/FAKHRI HERMANSYAH Sejumlah penumpang menaiki Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line menuju Jakarta di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Rabu (15/4/2020). Pada hari pertama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) penumpang kereta api menuju Jakarta diatur untuk menjaga jarak fisik dan jumlah penumpang dibatasi.

Waspada gelombang kedua corona

Sementara itu, terkait penerapan PSBB, ahli juga memperingatkan akan adanya potensi gelombang kedua wabah virus corona.

Sebab, waspada gelombang kedua ini juga tengah menjadi perhatian China serta sejumlah negara dengan angka kasus Covid-19 yang cukup tinggi.

Pakar kesehatan yang juga Direktur Lembaga Eijkman Profesor Amin Soebandrio mengatakan misalkan di Jakarta, ada sekitar 5 juta orang yang ada di kota ini.

Baca juga: Lawan Corona, 2 Saran Ahli agar PSBB dan Social Distancing Efektif Berjalan

Jutaan orang tersebut mungkin saja tinggal tinggal di daerah-daerah pinggiran Jakarta, seperti Tangerang, Bekasi, Karawang dan daerah-daerah lainnya.

"Maka, orang-orang ini perlu diberikan pedoman tentang apa yang harus dan tidak harus dilakukan selama pandemi ini. Harus dipastikan agar mereka tidak jadi episenter (virus corona) baru," jelas Prof Amin.

Dia mencontohkan apabila PSBB dihentikan dan banyak orang yang tinggal di daerah-daerah pinggiran masih positif virus corona, kemudian mereka masuk ke Jakarta, maka akan ada potensi terjadinya gelombang kedua.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Mutasi Langka Virus Corona SARS-CoV-2, Ini Penjelasannya

"Itu yang tidak diinginkan, namun mau tidak mau kemungkinan itu juga harus dilihat," ungkap Prof Amin.

Lebih lanjut Prof Amin mengungkapkan PSBB dapat efektif dan tercapai apabila partisipasi masyarakat sangat baik dan memastikan masyarakat yang masuk ke Jakarta tidak membawa virus corona.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com