Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Mengapa Orang Percaya pada Teori Konspirasi Virus Corona

Kompas.com - 20/04/2020, 18:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Munculnya teori konspirasi yang sesat tentang virus corona telah memberi ancaman serius terhadap langkah dunia menangani pandemi global dari Covid-19 ini. Sebab, tak sedikit orang yang meyakini teori-teori konspirasi yang telah tersebar luas tersebut.

Lantas, mengapa orang masih saja percaya pada teori-teori konspirasi yang sebagian besar adalah berita palsu, hoaks dan klaim sesat tentang pandemi virus corona ini?

Melansir New York Times, Senin (20/4/2020), virus corona telah memunculkan banyak teori konspirasi, disinformasi dan propaganda.

Kondisi ini kian mengikis kepercayaan publik dan semakin menyulitkan tenaga medis dalam menangani penyakit yang telah merenggut lebih dari 160.000 orang di seluruh dunia ini.

Baca juga: Kematian Pria Akibat Virus Corona Lebih Tinggi, Ini Penyebabnya

Kendali informasi di tengah pandemi

Keyakinan bahwa seseorang mengetahui rahasia pengetahuan terlarang seolah menawarkan kepastian dan kendali di tengah krisis yang telah menggegerkan dunia.

Selain itu, berbagai pengetahuan dapat memberi orang sesuatu yang sulit didapat selama masa lockdown akibat pandemi ini.

"Ini menjadi bahan untuk mengarahkan orang-orang ke teori konspirasi," kata Karen M. Douglas, seorang psikolog sosial yang mempelajari kepercayaan pada konspirasi di University of Kent di Inggris.

Baca juga: Teori Konspirasi Virus Corona Masalah Serius, Bisa Bahayakan Nyawa

Para psikolog mengatakan rumor dan klaim yang jelas-jelas tidak dapat dipercaya disebarkan setiap hari oleh orang-orang yang memiliki kemampuan kritis di tengah rasa bingung dan ketidakberdayaan masyarakat di tengah pandemi corona.

Akses informasi yang luas

Teori konspirasi semuanya membawa pesan umum, yakni satu-satunya perlindungan datang dari mereka yang memiliki kebenaran rahasia yang tidak ingin mereka dengar.

Perasaan aman dan kontrol yang ditawarkan rumor semacam itu mungkin hanya ilusi, tetapi dampaknya sangat besar terhadap rusaknya kepercayaan publik.

"Kami pernah menghadapi pandemi sebelumnya. Namun, saat itu manusia belum memiliki banyak akses informasi seperti yang mereka lakukan sekarang," ujar Graham Brookie, yang mengarahkan Atlantic Council’s Digital Forensic Research Lab.

Ilustrasi 3D virus corona.SHUTTERSTOCK/CORONA BOREALIS STUDIO Ilustrasi 3D virus corona.

Berkembangnya ekosistem dengan informasi keliru dan ketidakpercayaan publik ini telah membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan adanya infodemik di tengah pandemi virus corona global saat ini.

"Anda melihat ruang yang dibanjiri (berbagai informasi). Kecemasan itu viral dan kita semua baru saja merasakannya," jelas Brookie.

Baca juga: Makan Daging Kelelawar, Anjing Liar Berpotensi Picu Pandemi Corona

Daya pikat pengetahuan rahasia

Dr Douglas menambahkan orang-orang tertarik pada konspirasi karena kepuasan akan motif psikologis tertentu.

Paling penting bagi mereka adalah kekuasaan fakta, otonomi atas kesejahteraan seseorang dan rasa kontrol.

Jika kebenaran tidak memenuhi kebutuhan itu, manusia memiliki kapasitas yang luar biasa untuk dapat menciptakan cerita. Bahkan, saat sebagian dari kita tahu bahwa itu salah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com