Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/04/2020, 13:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Angka kematian akibat infeksi virus corona yang telah menjadi pandemi global ini terus bertambah. Menariknya, angka kasus kematian akibat Covid-19 ini banyak terjadi pada pria.

Tren ini telah direplikasi di semua negara, akan tetapi, para ilmuwan belum bisa memahami penyebabnya.

Namun, berdasarkan sejumlah studi yang dilakukan, faktor risiko Covid-19 ini umumnya didasarkan pada usia dan kondisi kesehatan.

Akan tetapi, seperti dilansir dari The Guardian, Minggu (19/4/2020), Covid-19 semakin jelas mendeskriminasi berdasarkan jenis kelamin.

Baca juga: 3 Alasan yang Membuat Angka Kematian Akibat Corona di Jepang Rendah

Berdasarkan data terbaru dari Kantor Statistik Nasional di Inggris menunjukkan laki-laki hampir dua kali lebih mungkin meninggal akibat penyakit Covid-19 yang disebabkan infeksi virus corona, SARS-CoV-2.

Pertama kali, tren ini terlihat di China, di mana dalam suatu analisis menemukan tingkat kematian pada pria yang terinfeksi Covid-19 sebesar 2,8 persen. Sedangkan pada wanita, potensi kematian akibat virus corona ini hanya mencapai 1,7 persen.

Sejak itu, pola tersebut telah terjadi juga di Perancis, Jerman, Italia, Iran, Korea Selatan dan sekarang di Inggris.

Di Italia, sebanyak 71 persen kematian akibat virus corona terjadi pada pria. Sedangkan di Spanyol, data terbaru yang dirilis menunjukkan jumlah pria yang meninggal dua kali lebih dibandingkan wanita.
Baca juga: Karakter Klinis Covid-19, Tunjukkan Keparahan dan Kematian Corona

Sementara itu, di Inggris tercatat dari 4.122 kematian yang terdaftar, jumlah kematian pada pria sebanyak 2.523 kematian dan pada wanita ada 1.599 kematian.

Jadi, kenapa pria lebih rentan?

Profesor Sarah Hawkes, direktur UCL Center for Gender and Global Health, tidak dapat memastikan penyebabnya.

Awalnya, merokok direkomendasikan sebagai kemungkinan penyebab risiko kematian akibat Covid-19 ini.

Di China, hampir 50 persen pria, merokok dan hanya 2 persen wanita yang merokok di negara tersebut.

Selain itu, perbedaan mendasar dalam kesehatan paru-paru pria, diasumsikan berkontribusi pada gejala yang lebih buruk, dari infeksi virus corona, SARS-CoV-2 ini.

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi

Baca juga: Kematian akibat Corona Tinggi Mungkin karena Badai Sitokin, Kok Bisa?

Perokok pria lebih berisiko

Hipotesis merokok sebagai penyebab kematian paling berisiko dari wabah virus corona ini telah dirangkum dalam sebuah makalah yang diterbitkan bulan lalu.

Dalam makalah tersebut menemukan, sebanyak 12 persen perokok memiliki gejala ringan, tetapi 26 persen dari mereka berakhir dalam perawatan intensif atau meninggal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com