Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Penyakit Ginjal Kronik, Hindari Jangan Sampai Cuci Darah

Kompas.com - 10/03/2020, 19:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Gangguan fungsi ginjal dinilai menjadi permasalahan global dan termasuk penyakit yang berbahaya bagi pasien. Salah satu penyakit ginjal yang mendapatkan sorotan lebih adalah penyakit ginjal kronik.

Di Indonesia prevalensi penyakit ginjal kronik terus meningkat, dari 2.300 orang pada tahun 2013 menjadi 3.800 orang, dan menjadi satu juta orang pada tahun 2018.

Prevalensi tertinggi di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 0,5 persen serta 60 persen penderita gagal ginjal tersebut harus menjalani terapi dialisis, atau yang lebih dikenal sebagai terapi cuci darah.

Baca juga: Penyakit Ginjal Kronis Intai Perempuan Hamil dengan Preeklamsia

Dijelaskan oleh Dokter Penyakit Dalam Prof Dr dr Suhardjono SpPD-KGH KGer, penyakit ginjal kronik adalah penurunan fungsi atau struktur ginjal yang lebih dari tiga bulan.

"Ini adalah masalah global. Orang yang punya penyakit ginjal, mengalami penurunan fungsi ginjalnya, jadi jelek, sehingga menjadi risiko kematian," kata Suhardjono dalam acara bertajuk Lakukan Deteksi Dini Mencegah Gagal Ginjal dari Kalbe, di RS St Carolus Jakarta, Sabtu (7/3/2020).

Penyakit ginjal kronik menjadi penyakit yang bisa ada di tubuh seseorang, bahkan tanpa kelihatan ada gejala yang signifikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com