Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Harus Benahi Pelaksanaan Mudik 2024

Kompas.com - 19/03/2024, 11:30 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tinggal beberapa pekan lagi, umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.

Ini artinya, sebentar lagi lalu lintas di jalan raya akan dipenuhi dengan ribuan kendaraan yang hendak melaksanakan mudik.

Meski pelaksanaan mudik di tahun 2023, dinilai sukses, namun pemerintah masih harus membenahi banyak hal untuk mudik tahun ini.

Terlebih, perubahan cuaca sekarang sangat dinamis karena global warming. Tanda-tanda alam saat ini sangat sulit untuk dipakai seperti jaman 30 tahun yang lalu.

Karena itu, fungsi BMKG sangat vital, untuk membantu masyarakat merencanakan perjalanan yang aman dan nyaman.

Baca juga: Ada Promo Khusus Tiket KA Mudik Lebaran 2024, Cek di Sini

Sayangnya, ini menjadi kendala bagi mereka yang akan mudik menggunakan sepeda motor dan transportasi perairan (laut, danau dan penyeberangan).

Selain itu, tahun ini, berdasarkan hasil Survei Potensi Pergerakan Angkutan Lebaran Tahun 2024 yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi masih cukup tinggi.

Dari hasil survei tersebut, tercatat jumlah masyarakat yang memilih mudik menggunakan kereta api antar kota sebanyak 39,32 juta orang (20,30 persen).

Sementara pengguna bus 37,61 juta orang (19,37 persen), mobil pribadi 35,42 juta orang (18,29 persen) dan sepeda motor 31,12 juta orang (16,07 persen).

Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengatakan ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk menyediakan transportasi umum antar kota yang layak.

Selain armada transportasi yang layak, kebijakan rekayasa lalu lintas harus dipikirkan dengan matang agar justru tak menimbulkan kemacetan.

“Kebijakan lalu lintas searah (oneway) di jalan tol harus dipikir masak-masak, supaya bus yang akan kembali ke Jakarta tidak terhambat dan penumpang tidak menunggu lama di terminal penumpang,” jelasnya kepada Kompas.com.

Djoko mengatakan, tahun lalu akibat oneway, penumpang di Terminal Pulo Gebang harus menunggu menunggu bus penjemputan yang berasal dari Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur hingga enam 6 jam.

“Lebih bijak pilihan pada contraflow, sopir tidak lama di perjalanan, penumpang tidak menunggu lama di terminal penumpang,” tegasnya.

Baca juga: Tol Cikeas-Cibitung Diresmikan Segera, Bisa Dilewati Mudik Lebaran

Selain itu, ia menyarankan, sebagian pemudik di jalan tol diarahkan ke jalan arteri seperti Pantura.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com