Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal ART, Kereta Otonom Tanpa Rel yang Akan Beroperasi di IKN

Kompas.com - 25/01/2024, 17:00 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal menghadirkan Automated Rail Transit (ART) atau kereta otonom di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi pun telah meninjau bakal lokasi pembangunan ART di IKN pada Rabu (24/01/2024).

Dia menyampaikan bahwa kereta otonom ini akan berada di kawasan Sumbu Barat dan Sumbu Timur. Sementara untuk pembangunan rute ART di IKN akan dilakukan dalam dua fase.

"Ditargetkan pada bulan Agustus (2024) sudah bisa kita gunakan sebagian rutenya," ujar Budi dikutip dari laman Kemenhub.

Baca juga: Tak Cuma MRT, di IKN Bakal Ada Kereta Cepat, Dibangun Usai 2024

Profil ART

ART merupakan transportasi massal perkotaan yang dikembangkan oleh perusahaan asal China yakni CRRC Corp., Ltd.

ART pertama kali dikenalkan ke publik pada Oktober 2017 di Kota Zhuzou, Provinsi Hunan, dan mulai beroperasi pada 2018.

Kemudian secara bertahap ART diopersaikan pula di Chengdu dan Yibin, Provinsi Sichuan, serta beberapa kota lainnya.

ART merupakan transportasi umum seperti kereta yang terdiri dari tiga gerbong dan mampu menampung sampai 300 orang.

Namun, kereta berkecapatan maksimum 70 km per jam ini tidak menggunakan rel konvensional, kabel, roda besi, dan juga awak (dikemudikan otomatis oleh sistem).

ART yang menggunakan ban karet, beroperasi di jalan raya melalui lintasan virtual yang telah ditentukan sebelumnya.

D dalam kereta ada sensor yang berfungsi mengidentifikasi lintasan virtual di jalan dan memberi perintah melalui unit kendali pusat, sehingga mewujudkan pengemudian tanpa awak.

Autonomous Rail Rapid Transit (ART) di China.Dok. CRRC Autonomous Rail Rapid Transit (ART) di China.
Terdapat pula sistem persinyalan untuk memprioritaskan ART pada persimpangan jalan raya.

Secara sederhana, kereta memberikan instruksi kepada lampu persinyalan pada jarak 100 meter dari lampu lalu lintas.

Kemudian lampu itu menyesuaikan sistem lampu lalu lintas setelah menerima sinyal untuk memastikan bahwa kereta ART melewati persimpangan dengan aman dan cepat.

Baca juga: Transportasi Ramah Lingkungan di IKN Diluncurkan, Ada Taksi hingga Bus

Ada pun sumber tenaga ART yakni berbasis listrik yang disalurkan melalui baterai. Setiap stasiun dilengkapi perangkat pengisian daya cepat.

Setuap kereta memasuki stasiun dan mengirimkan aplikasi pengisian daya, perangkat pengisian daya akan secara otomatis beralih ke kondisi pemasok daya, dan kereta akan mengangkat pantograf untuk menerima daya.

Arus pengisian daya maksimum dapat mencapai 1000 Ampere. Dengan pengisian selama 10 menit dapat menjamin jarak tempuh kereta mencapai 25 km.

Sejauh ini, China sudah bukan satu-satunya negara yang menggunakan ART. Sebab, terdapat dua negara yang turut memanfaatkan transportasi ramah lingkungan itu.

Pada 7 September 2022, CRRC mengirim dua produk ART ke Uni Emirat Arab (UEA) untuk dioperasikan. Kemudian disusul Malaysia pada 18 September 2023.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com