BENAR apa yang dikatakan oleh calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan dalam debat capres perdana, Selasa (12/12/2024) malam, soal pemindahan ibu kota negara.
Dalam konsep perencanaan wilayah dan kota, setiap perencana “dilarang” untuk meninggalkan masalah.
Tujuan pembelajaran dalam setiap Program Studi Urban & Regional Planning adalah menyelesaikan masalah dan mencegah masalah baru muncul (setidaknya muncul dalam skala yang membahayakan keberlangsungan hidup para mahluk).
Baca juga: Jawab Ganjar soal IKN, Anies: Masalah di Jakarta Harus Diselesaikan, Jangan Ditinggalkan
Tentu konsep ini bagus dalam bayangan, namun dalam interaksi ruang wilayah, tidaklah demikian yang terjadi.
Setiap ada masalah pada kota eksisting yang sudah ada sekarang ini, harus dapat diselesaikan.
Dalam menyelesaikannya membutuhkan sumber daya besar, itu adalah hal yang mengalir saja. Sebab dalam penanganannya juga tidak perlu langsung jadi, tetapi dilakukan secara bertahap. Toh, setiap kota juga tumbuh secara bertahap. Lama ataupun sangat lama.
Jadi, jangan bayangkan, suatu masalah akan dapat selesai secara instan. Namun, juga jangan terlalu pesimistis bahwa suatu persoalan, ataukah bahkan suatu hal yang baik, akan terwujud dalam waktu lama.
Selama semuanya berada dalam koridor logika perencanaan yang benar, maka semua akan terencana dan mengalir dengan bertahap dan jelas.
Jadi, jika logika Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo bahwa IKN diperlukan karena Jakarta sudah penuh dengan masalah, memang kurang tepat dalam critical thingking perencanaan.
Meskipun, akan selalu ada justifikasi atas setiap keputusan “politik”. Karena itu, logika Anies bahwa ada "jebakan batman" dalam pembangunan IKN, tidak bisa dibantah begitu saja.
Itulah sebabnya, melihat IKN jangan sebagai pengganti Jakarta. Jika IKN ditujukan untuk menjadi kota baru dengan nuansa baru dan konsep baru, itu sah saja dan benar.
Walaupun, suatu kota yang dibangun dengan konsep “public city” agak sulit berkembang dan kadang runyam.
Namun, tidak ada salahnya kota baru ini dibangun dalam pendekatan baru dan cara baru. Dalam bahasa Kepala Badan OIKN: ini adalah laboratorium pembangunan kota bagi seluruh warga Indonesia.
Jadi IKN sangat bagus bagi pemerintah dan seluruh anak bangsa untuk belajar dari proses yang ada saat ini hingga kedepannya, sebagai modal untuk memperbaiki dan membangun hampir 100 kota yang tersebar di seluruh Indonesia, sebagaimana yang tergabung dalam APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia).