Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Ramah Air, Dasar dari "Liveable City" hingga "Sustainable City"

Kompas.com - 12/12/2023, 12:26 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

KOMPAS.com - Kota ramah air (water sensitive sity) menjadi konsep mendasar yang harus dimiliki kawasan perkotaan di Indonesia jika ingin menyandang status kota layak huni (liveable city) hingga kota berkelanjutan (sustainable city).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, kemampuan untuk mengelola air (water management) dengan baik harus dimiliki dalam perencanaan kota.

Salah satu konsep sebagai solusi pengelolaan air perkotaan adalah water sensitive city yang melibatkan integrasi desain kota, infrastruktur, dan kebijakan.

Tujuannya menciptakan lingkungan perkotaan yang responsif terhadap perubahan iklim, melindungi sumber daya air, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

"Water sensitive city tidak hanya tentang pengendalian banjir dan penyediaan air bersih, tetapi juga tentang peningkatan kenyamanan. Kita mengenal namanya liveable city, sustainable city, lovable city, semuanya pasti dasarnya adalah air. Kalau orang mau hidup nyaman, pasti harus ada air," jelas Basuki dikutip dari laman Kementerian PUPR, Selasa (12/12/2023).

Baca juga: Stasiun dengan Pompa Air Terbesar Ternyata Ada di Ancol

Hal itu juga sesuai dengan penuturan Yayat Supriyatna (pengamat tata ruang), bahwa setiap kota terdiri dari prasarana, masyarakat, dan lingkungan.

"Keinginan menjadi liveable city, artinya kita bisa memanajemen (air) dengan baik akan menjadi liveable city atau sustainable city," kata Menteri PUPR itu.

Kota ramah air memiliki beberapa isu utama untuk mengatasi tiga tantangan, yakni terkait kelangkaan air, kelebihan air (banjir), dan kualitas air atau lingkungan.

"Too little, too much, and too dirty. Salah satu contohnya Kota Jakarta yang sampai saat ini masih menghadapi tantangan terkait persoalan banjir (too much water)," imbuhnya.

Untuk itu, Kementerian PUPR membangun Stasiun Pompa Air Ancol Sentiong sebagai salah satu infrastruktur pengendali banjir di wilayah Jakarta, khususnya bagian utara.

Stasiun ini memiliki 5 pompa dengan kapasitas 10 m3/detik untuk mereduksi banjir seluas 879 hektare yang berada di 8 kecamatan, seperti Pademangan, Sawah Besar, Tanjung Priok, Cempaka Putih, Kemayoran, Johar Baru, Matraman, dan Senen.

"Stasiun Pompa Air Ancol Sentiong juga dekat dengan konsep water sensitive city, di mana kita bisa mengendalikan banjir dan sekaligu menyuplai air, tetapi juga untuk membersihkan lingkungan," pungkas Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com