Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Jadi Penginapan, Sarhunta di Danau Toba Kenalkan Budaya Batak

Kompas.com - 09/10/2023, 17:30 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perumahan telah menyelesaikan program peningkatan kualitas rumah tak layak huni menjadi Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba, Sumatera Utara.

Terdapat sebanyak 607 unit hunian warga dioptimalkan sebagai sarana pendukung kegiatan pariwisata sekaligus penataan lingkungan berbasis pada pemberdayaan masyarakat.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, renovasi rumah warga untuk hunian pariwisata dilakukan dengan pola pemberdayaan, sehingga masyarakat setempat bukan hanya jadi penonton, tetapi juga mendapat manfaat ekonomi dari sektor pariwisata.

"Renovasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk usaha pondok wisata dan usaha lain yang mendukung sektor pariwisata. Diharapkan cara ini dapat mengangkat perekonomian masyarakat setempat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (09/10/2023).

Baca juga: Waterfront City Pangururan, dari Danau Toba untuk Dunia

Pembangunan Sarhunta di kawasan Danau Toba dilaksanakan Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sumatera II dengan anggaran Tahun 2020 sebesar Rp 121,9 miliar.

Rehabilitasi 607 unit rumah tidak layak huni warga terdiri dari 569 rumah sebagai usaha pondok wisata (homestay), 1 unit sanggar seni, 4 unit toko, 30 untuk kios atau kafe, dan sisanya 3 rumah untuk usaha pariwisata lainnya seperti warung.

Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba, Sumatera Utara.Dok. Kementerian PUPR Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba, Sumatera Utara.
Kepala Seksi Wilayah I Balai Pelaksana Penyedian Perumahan Sumatera II Bramantyo menyampaikan, desain renovasi rumah warga menjadi sarhunta dimodifikasi lebih modern.

Kendati begitu, tetap tidak meninggalkan kearifan lokal masyarakat Suku Batak sebagai upaya menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara untuk menginap.

Misalnya homestay di Desa Lumban Suhi-suhi yang berada di sekitar Kampung Ulos Huta Raja dan homestay di Desa Lumban Siallagan yang berada di sekitar Kampung Ulos Siallagan, Kabupaten Samosir, yang tetap mempertahankan konsep Rumah Bolon.

"Sarana hunian pariwisata ini bisa menjadi alternatif penginapan bagi para wisatawan yang berkunjung di Danau Toba," kata Bramantyo.

Selain 607 Sarhunta, Kementerian PUPR juga melakukan peningkatan kualitas rumah warga sebanyak 1.192 unit yang berada di sepanjang koridor pariwisata Danau Toba seperti Kabupaten Toba, Samosir, Tapanuli Utara, Simalungun, Humbang Hasundutan, dan Dairi.

Peningkatkan kualitas rumah warga sekitar kawasan pariwisata menjadi layak huni sejalan dengan program pemerintah dalam mendorong pariwisata Danau Toba menjadi destinasi wisata berskala internasional yang lebih aman, nyaman, dan berkualitas.

"Diharapkan dengan kondisi rumah penduduk yang ditingkatkan kualitasnya dapat meningkatkan kenyamanan para wisatawan yang menginap," pungkasnya.

Baca juga: Dukung KSPN Danau Toba, Dua Kawasan Ini Dipersolek

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Samosir Tetty Naibaho menambahkan, homestay yang dibangun Kementerian PUPR sangat membantu dalam peningkatan wisatawan di Danau Toba.

Selain memiliki desain yang mengusung kearifan lokal, letaknya juga strategis di sekitar desa wisata, sehingga memudahkan wisatawan untuk mengakses langsung ke lokasi destinasi pariwisata Danau Toba dan sekitarnya.

Seiring dengan hal itu, pihaknya menargetkan 850.000 wisatawan yang mengunjungi Sumatra Utara pada tahun 2023, dan 1 juta wisatawan pada tahun 2024.

"Harapan kami durasi wisatawan yang menginap bertambah, sekarang masih 1,5 hari, kami butuh dua sampai tiga hari supaya spending-nya semakin tinggi," tutup Tetty.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com