Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Dorong Desa Rias di Bangka Belitung Jadi Lumbung Pangan Beras

Kompas.com - 27/06/2023, 15:30 WIB
Heru Dahnur ,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mendorong kemandirian pangan bisa terwujud di Kepuluan Bangka Belitung, menyusul masih banyaknya komoditas yang harus didatangkan dari luar daerah.

Salah satu komoditas utama yakni beras yang terus didongkrak agar mampu mengimbangi permintaan masyarakat.

"Fokus kita untuk kemandirian pangan daerah karena ini berkaitan dengan inflasi," kata Kepala Perwakilan BI Bangka Belitung Faturachman saat Babel Economic Forum, Senin (26/6/2023).

Fatur mengungkapkan, peningkatan produksi beras terus dilakukan salah satunya dengan membentuk gabungan kelompok tani.

Baca juga: Akhir Tahun, 3.200 Hektar Lahan Pertanian di Wanggar Punya Sumber Pemasok Air Baru

Wilayah pengembangan saat ini di daerah Rias, Bangka Selatan telah memiliki 40 gapoktan dengan anggota mencapai 800 petani.

Menurut Fatur, produktivitas padi Bangka Belitung terus menunjukkan tren peningkatan dan semakin baik dari tahun ke tahun.

Desa Rias merupakan Desa di Kecamatan Toboali, Bangka Selatan yang ditetapkan Pemprov Bangka Belitung sebagai lumbung padi yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

Terdapat beberapa strategi yang dijalankan untuk meningkatkan potensi pengembangan beras di Rias di antaranya adalah melalui diseminasi, peningkatan kualitas, serta penguatan kelembagaan dan optimalisasi peran gapoktan dalam aspek pemasaran.

Baca juga: Jababeka Lirik Pengembangan Kota Pertanian

Selain itu sejumlah peralatan juga telah dihibahkan untuk produksi padi Desa Rias.

"Sebagian besar petani di Bangka Selatan telah menerapkan SOP Budidaya dari BPTP sehingga kualitas beras dapat memenuhi standar dari Bulog. Sementara pemasaran dilaksanakan secara kelompok melalui Gapoktan dengan adanya penguatan di inventory management," beber Fatur.

Saat ini produksi beras untuk kebutuhan lokal memang masih tercatat minus. Secara akumulasi produksi di bawah 100.000 ton masih tergolong rendah.

Tercatat dalam neraca yang diterbitkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bangka Belitung pada Mei 2023, produksi beras sebesar 30.009 ton, sementara kebutuhan mencapai 175.588 ton sehingga minus 82,91 persen.

"Melalui Babel Economic Forum ini berbagai kendala kita carikan solusinya. Karena beberapa klaster kita sudah surplus seperti cabai besar. Kemudian bawang yang juga tinggi permintaannya, ada beberapa klaster yang terus didampingi," pungkas Fatur.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com