Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Tahun 2023, Penjualan Lahan Industri di Jabodetabek Sedikit Terkoreksi

Kompas.com - 05/05/2023, 09:00 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat penjualan lahan industri di Jabodetabek mengalami sedikit penurunan pada Kuartal I-2023.

Berdasarkan laporan Jakarta Property berjudul Market Insight Q1-2023, tingkat penjualan mencapai 90,8%, sedikit terkoreksi 0,61 basis poin dari kuartal sebelumnya.

Kondisi itu terjadi karena permintaan secara kuartal tidak sebesar pasokan tambahannya.

Pasar lahan industri di Jabodetabek mendapat tambahan pasokan 100 hektar atau bertumbuh sekitar 0,75% dari kuartal sebelumnya. Total pasokan kumulatif pun mencapai 13.389 hektar.

Di sisi lain, permintaan terhadap lahan industri mencapai volume 42,7 hektar, atau bertumbuh sekitar 0,35% dari kuartal sebelumnya.

"Namun, ini baru kuartal pertama dan diperkirakan akan ada penyerapan lebih lanjut yang akan menyebabkan tingkat penjualan berada kisaran 90-92%, yaitu pada kisaran yang mirip dengan angka sebelum pandemi," jelas Associate Director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia, Martin Samuel Hutapea dalam keterangan tertulis, Kamis (04/05/2023).

Baca juga: Dua Sektor Ini Bakal Rajai Permintaan Lahan Industri di Surabaya

Sektor manufaktur dan kimia merupakan kontributor utama terhadap permintaan pada Kuartal I-2023. Baru kemudian diikuti sektor FMCG, logistik, dan industri terkait otomotif.

Sementara, harga lahan industri rata-rata cukup stabil, hanya sedikit bertumbuh sebesar 0,78% dari kuartal sebelumnya, atau mencapai Rp 2,84 juta per meter persegi.

Posisi harga lahan industri dengan kisaran Rp 2,7-2,8 juta per meter persegi masih termasuk relevan untuk diserap.

Target realisasi investasi Indonesia sebesar Rp 1.400 triliun untuk tahun 2023 merupakan tantangan tersendiri.

Mengingat telah terjadi inflasi, melemahnya nilai tukar rupiah, dan kondisi politik khususnya terkait akan adanya pemilihan umum.

"Biasanya investor cenderung wait and see sebelum pada gilirannya menanamkan modal/investasi," pungkas Martin Samuel Hutapea.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com