Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuartal I Tahun 2023, SBI Raup Pendapatan Rp 2,9 Triliun

Kompas.com - 30/04/2023, 15:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada kuartal pertama tahun 2023, PT Solusi Bangun Indonesia berhasil meraup pendapatan senilai Rp 2,929 triliun.

Pendapatan tahun ini hanya naik tipis bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2022 dengan periode yang sama yakni Rp 2,905 meski pasar domestik tengah terkontraksi.

Untuk diketahui, turunnya perolehan pendapatan usaha dipengaruhi oleh turunnya permintaan semen di pasar domestik karena imbas dari resesi global sehingga harga komoditas pun melonjak naik.

Baca juga: Gencarkan Dekarbonisasi, Pabrik Semen SBI di Tuban akan Punya Panel Surya Raksasa

Dalam Kinerja Keuangan Kuartal I 2023, SBI mencatat permintaan di pasar semen domestik bahkan turun 6,5 persen jika dibandingkan kuartal pertama tahun 2022.

Hal ini juga berpengaruh pada volume penjualan semen dan terak Perusahaan yang turun 8 persen menjadi 3,1 juta ton.

Meskipun demikian, lini bisnis beton jadi (ready-mixed concrete) memberikan kabar baik. Lini bisnis ini mengalami peningkatan volume penjualan yang cukup signifikan sebesar 92 persen. Sehingga total volume yang terjual menjadi 542 ribu meter kubik.

Walau terganggu dengan curah hujan yang tinggi, lini agregat juga naik 32 persen menjadi 203 ribu ton. Ini didorong oleh geliat proyek pembangunan strategis yang dilaksanakan oleh pemerintah pada awal tahun 2023.

 

Sedangkan laba periode berjalan mengalami penurunan hingga 16 persen menjadi Rp 149 miliar.

Penurunan laba ini terjadi karena peningkatan beban pokok pendapatan yang masih terdampak tingginya biaya energi khususnya batu bara, dan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) untuk proses distribusi.

Menanggapi hasil kinerja periode kuartal pertama tersebut, Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo mengatakan meskipun beroperasi di tengah situasi market overcapacity dan tingginya biaya energi dan distribusi, SBI masih berpotensi meraih profit.

Baca juga: Mana yang Lebih Baik, Semen Konvensional atau Mortar Instan?

“Tingginya biaya energi dan tantangan penurunan emisi karbon, dapat menjadi peluang industri semen untuk mengarahkan pembangunan lebih berkelanjutan. Dukungan pemerintah untuk optimalisasi penggunaan bahan bangunan ramah lingkungan, akan membantu terjadinya perubahan cara kita membangun," jelas Lilik. 

Dikatakan, dalam menjalankan operasional yang efisien dan ramah lingkungan, SBI menjalankan beberapa program dekarbonisasi.

Selain pemanfaatan bahan bakar alternatif, SBI juga tengah mengembangkan fasilitas energi tenaga surya hingga 7 Mwh dengan sistem on grid untuk operasional pabrik, kantor, dan fasilitas pendukung di Pabrik Tuban, Jawa Timur.

SBI juga terus dipercaya oleh pemerintah daerah untuk pengerjaan proyek perbaikan jalur bus TransJakarta koridor 1-14, melalui aplikasi SpeedCrete, beton rapid setting yang memungkinkan jalan dapat kembali digunakan hanya dalam waktu 8 jam setelah aplikasi.

Selain solusi-solusi berkelanjutan, SBI juga sedang mengerjakan proyek pengembangan dermaga dan sarana produksi semen di Tuban yang merupakan bentuk kerja sama strategis dengan Taiheiyo Cement Corporation (TCC).

Proyek pengembangan dermaga ini direncanakan mampu memenuhi permintaan pasar ekspor semen tipe khusus sekitar 500 ribu ton per tahun ini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com