Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kecewa Jalan Nasional Berbiaya Rp 79 Miliar di Perbatasan RI-Timor Leste Rusak Sebelum Dinikmati

Kompas.com - 07/05/2022, 10:00 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Warga sejumlah desa di Kecamatan Mutis, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), kecewa dengan kondisi jalan nasional yang dibangun oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) NTT.

Pasalnya, jalan yang dibangun persis di perbatasan dengan Distrik Oekusi, Timor Leste,  dengan anggaran APBN sebesar Rp 70 miliar, itu rusak di sejumlah titik.

"Kami sangat kecewa, karena belum menikmati jalan yang dibangun ini, malah sudah hancur," ungkap Johanes Elu, warga Desa Naekake A, kepada Kompas.com, Jumat (6/5/2022).

Baca juga: 3 Kawasan di Kota Kupang Tuntas Dipersolek, Begini Tampilannya

Menurut Johanes, ada upaya dari pihak pelaksana proyek itu untuk memperbaikinya, tetapi tetap saja rusak.

Dia menyebut, jalan yang dibangun oleh pemerintah pusat itu melintasi empat desa yakni Desa Tasinifu, Naikake A, Naikake B dan Noelelo.

Hampir di sepanjang jalan, kondisinya rusak. Kondisi terparah berada di Desa Tasinifu dan Naekake B.

Akibat jalan yang rusak, Johanes mengaku sempat terjatuh dari sepeda motornya, Kamis (5/5/2022) kemarin. Beruntung dirinya tidak terluka.

"Saya jatuh di wilayah Desa Tasinufu persis di Oel Aijaob. Saya tidak luka, karena saat itu saya jalannya pelan. Hanya lempu sein motor yang patah," ungkap dia.

"Harapan saya sebagai masyarakat, ya kalau bisa dalam masa pemeliharaan ini pihak kontraktor berupaya untuk memperbaiki titik-titik jalan yang sudah retak dan penahan yang roboh akibat longsor segera di perbaiki," ujar Johanes.

Dihubungi terpisah Anggota DPRD Kabupaten TTU Paul Efi, geram dengan kondisi jalan di wilayah perbatasan itu.

Paul yang juga merupakan putra daerah Kecamatan Mutis, menyebut sejumlah warga yang mengalami kecelakaan akibat kondisi jalan yang rusak.

"Sangat disayangkan, karena di sisi lain masyarakat Mutis senang akhirnya kerinduan bertahun-tahun dapat terwujud di masanya Presiden Jokowi, namun di sisi lain masyarakat Mutis sangat kecewa dan menyayangkan hasil pengerjaan jalan Sabuk Merah yang terkesan asal jadi," tegas Paul.

Paul mengatakan, di sepanjang jalan sejauh belasan kilometer yang sudah diaspal itu, ada sebagian yang terbongkar dan longsor. Sehingga terlihat tambal sulam sepanjang jalan.

"Kami melihat jalan ini seperti bukan dibangun baru, tetapi seperti direhap, karena sepanjang jalan itu ada pemotongan aspal," imbuhnya.

Paul yang juga merupakan Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD TTU itu, meminta kontraktor dan konsultan pengawas harus bertanggungjawab dengan kwalitas jalan ini.

Paul berharap, kondisi jalan yang ada harus benar-benar diperhatikan untuk diperbaiki selama masa pemeliharaan.

"Untuk BPJN NTT, agar lebih tegas dalam penilaian atau pemeriksaan hasil kerja sehingga kwalitas pembangunan jalan terjaga, dan anggaran negara yang digelontorkan juga bermanfaat untuk masyarakat," kata Paul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com