Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Tipe Apartemen Ini Masih Jadi Favorit Pembeli di Jakarta

Kompas.com - 17/01/2022, 20:00 WIB
Muhdany Yusuf Laksono,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski secara umum masih kalah dengan rumah tapak, dua tipe apartemen strata atau kondominium masih menjadi daftar favorit yang diincar pembeli di Jakarta.

Hal ini disampaikan Associate Director Research & Consultancy Department Leads Property Services Indonesia Martin Samuel Hutapea.

"Sebagian besar pembeli masih memburu tipe Studio serta 2 kamar tidur dengan harga hingga Rp 2 miliar," kata Martin dalam laporannya yang dikutip Kompas.com, Senin (17/01/2022).

Dia memaparkan, belum ada proyek baru yang dirilis pada Kuartal IV-2021. Kondisi ini menyebabkan permintaan kumulatif stabil di angka 256.394 unit.

Distribusi pasokan juga masih belum berubah secara signifikan. Jakarta Barat dan Selatan masih mendominasi masing-masing sekitar 20 persen, dan diikuti oleh Jakarta pusat di 18 persen.

Baca juga: Rumah Dinas Bupati PPU Rp 34 Miliar, di Jadebotabek Setara 39 Unit Apartemen

Absennya penambahan proyek-proyek hunian baru di Kuartal IV-2021, menyebabkan tingkat penjualan menjadi 83,6 persen atau naik 0,2 poin dibandingkan kuartal sebelumnya.

Para pembeli memanfaatkan insentif pajak Pemerintah dan gimik dari pengembang, seperti potongan harga, furnitur, bebas akad, bebas BPHTB, bunga bank rendah untuk beberapa tahun pertama cicilan KPA, serta panjangnya tenor KPA hingga 20 tahun.

Walaupun sementara ini, preferensi pembeli hunian agak bergeser ke rumah tapak selama pandemi berlangsung karena dianggap lebih aman dari penyebaran Covid-19.

Menurut dia, pada kuartal terakhir 2021 masih belum terjadi peningkatan harga yang signifikan sejak kuartal sebelumnya.

Harga kondominium di kawasan Central Business District (CBD) masih stabil dibandingkan kuartal lalu. Karena hanya naik sebesar 0,08 persen dan mencatatkan angka sebesar Rp 48,23 juta per meter persegi.

"Sedangkan di area prime tertentu, mencatatkan harga Rp 34,39 juta per meter persegi atau sedikit bergerak naik 0,17 persen saja," ujar Martin.

Alasan para developer kondominium masih menahan diri untuk menaikkan harga karena melihat kondisi pasar yang masih mencoba bangkit selama Kuartal IV-2021.

Ketimbang menaikkan harga, pengembang lebih memilih untuk membombardir konsumen dengan insentif pajak dan gimik, agar produk hunian yang tersisa dapat lebih cepat terserap oleh pasar.

Martin menyampaikan, tingkat penjualan kondominium diperkirakan bakal naik pada Kuartal I-2022. Dengan kisaran 83-84 persen.

Dengan asumsi bahwa insentif pajak serta gimik di sektor hunian masih tetap ada dan tidak terdapat launching kondominium baru.

"Sementara harga diperkirakan sedikit demi sedikit bertumbuh, khususnya di segmen menengah," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com