Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rugi Rp 65 Triliun Per Tahun Akibat Macet, Solusinya Integrasi Transportasi Publik Jabodetabek

Kompas.com - 28/12/2021, 19:30 WIB
Muhdany Yusuf Laksono,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Transportasi publik yang terintegrasi diyakini sebagai salah satu opsi untuk mengurai kemacetan di Jakarta.

Sebab, tak dapat dimungkiri, Jabodetabek merupakan salah satu wilayah metropolitan terpadat di dunia.

Hal ini disampaikan Direktur Utama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) Tuhiyat dalam webinar ITS Indonesia, Selasa (28/12/2021).

Dia menyampaikan, total penglaju di Jabodetabek sebanyak 47,5 juta per harinya. Dengan 70 persen menggunakan kendaraan pribadi dan 30 persen transportasi publik.

Hal ini berdampak pada lambatnya waktu tempuh perjalanan yakni rata-rat 20 kilometer per jam.

Baca juga: Bakal Ada Transaksi Tol Berbasis MLFF hingga Jalan Berbayar ERP, BI Beberkan Tantangannya

Kemacetan lalu lintas ini pun mengakibatkan kerugian ekonomi sebesar Rp 65 triliun per tahun.

Salah satu pemicu kemacetan yang terjadi di wilayah Jabodetabek yang tidak bisa dihindari adalah pertumbuhan penduduk.

Sehingga menimbulkan pergerakan manusia yang masif sementara tata guna lahan tetap. Akhirnya terjadi kemacetan lalu lintas.

"Solusinya tentu harus dilakukan peningkatan kualitas pelayanan dan intergrasi transportasi publik," ujar Tuhiyat.

Menurut dia, ada enam dimensi soal integrasi transportasi publik. Di antaranya fisik, manajemen, layanan, pertiketan, informasi, dan branding. 

Pertama tentang pengintegrasian yang berkaitan dengan fisik. Hal itu temasuk rute, infrastruktur stasiun, pedestrianisasi, moda transportasi, dan sebagainya.

Kedua, manajemen harus simpel dan harus bisa melakukan tata kelola yang handal. Selanjutnya layanan juga harus terkoordinisasi dengan baik.

"Ticketing system juga harus dilakukan dengan tiket terintegrasi yang sekarang sedang dilakukan. Begitupun dengan data untuk informasi dan terakhir adalah branding," terangnya.

Berdasarkan enam dimensi tersebut, PT MITJ juga melakukan analisis gap antara kondisi yang ada di wilayah Jabodetabek saat ini dengan konsep integrasi transportasi publik yang ideal.

Hasilnya dari segi fisik, kriteria jaringannya harus sudah terintegrasi seluruhnya. Kemudian desain stasiunnya bisa mengakomodasi multimoda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com