KYIV, KOMPAS.com - Masih ada beberapa hal baru yang terjadi mewarnai perang Rusia-Ukraina hari ke-773 pada Sabtu (6/4/2024).
Ini termasuk, Kementerian Luar Negeri Tajikistan menepis klaim Rusia bahwa kedutaan Ukraina di ibu kota Tajikistan telah merekrut tentara bayaran untuk berperang melawan Rusia.
Selain itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen memperingatkan konsekuensi jika perusahaan-perusahaan China diketahui mendukung Rusia dalam perang di Ukraina.
Untuk lebih lengkapnya, barikut rangkuman serangan Rusia ke Ukraina hari ke-773 yang dapat Anda simak:
Wali Kota Kharkiv, Igor Terekhov, pada Sabtu mengatakan, serangan drone Rusia di kotanya menewaskan enam orang dan melukai 10 lainnya.
“Sampai pagi ini, ada enam orang tewas dan 10 orang terluka akibat serangan malam di distrik Shevchenkivskyi,” kata Terekhov dalam sebuah postingan di Telegram, merujuk pada wilayah utara kota tersebut.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada Sabtu memperingatkan konsekuensi jika perusahaan-perusahaan China diketahui mendukung Rusia dalam perang di Ukraina.
Ia mengungkapkan hal tersebut beberapa hari setelah Washington menyatakan keprihatinannya bahwa Beijing membantu Rusia membangun kembali pangkalan pertahanan militer.
"Menteri Yellen menekankan bahwa perusahaan, termasuk yang berada di RRT, tidak boleh memberikan dukungan material untuk perang Rusia melawan Ukraina , termasuk dukungan terhadap basis industri pertahanan Rusia, dan konsekuensi signifikan jika mereka melakukan hal tersebut," kata Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari AFP.
Dalam pidato yang disiarkan pada Sabtu, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan, Ukraina bisa kehabisan rudal pertahanan udara jika Rusia terus melakukan kampanye pengeboman jarak jauh yang intens.
“Jika mereka terus menyerang (Ukraina) setiap hari seperti yang mereka lakukan selama sebulan terakhir, kita mungkin akan kehabisan rudal, dan mitra kami mengetahuinya,” katanya dalam wawancara yang disiarkan di televisi Ukraina.
Zelenskiy, yang telah meminta sekutunya selama berminggu-minggu untuk meningkatkan pertahanan udaranya, mengatakan Ukraina memiliki cukup persediaan untuk menghadapi situasi saat ini, namun mereka harus membuat pilihan sulit mengenai apa yang harus dilindungi.
Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Sabtu mendesak berlanjutnya dukungan Barat bagi Ukraina dalam perangnya dengan Rusia.
Berbicara pada pertemuan sosial demokrat Eropa di Bucharest, dia mengatakan, bahwa Jerman tidak akan berhenti dalam upayanya mendukung Kyiv.
“Perang di Ukraina berakhir saat Presiden (Rusia) (Vladimir) Putin memutuskan untuk menarik pasukannya. Namun, dia hanya akan mengambil keputusan itu jika dia menyadari bahwa dia tidak bisa memenangkan perang di medan perang,” kata pemimpin Jerman itu, dikutip dari Reuters.