Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan Haiti Memburuk, Dubes RI Minta 7 WNI Segera Evakuasi

Kompas.com - 05/03/2024, 17:05 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Eva Mazrieva/VOA Indonesia

PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com - Duta Besar RI Untuk Kuba—yang merangkap Persemakmuran Bahama, Republik Dominika, Republik Haiti, dan Jamaika—Nana Yuliana meminta agar tujuh Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih berada di ibu kota Port-au-Prince, Haiti, untuk segera meninggalkan negara itu mengingat semakin memburuknya situasi keamanan.

“Kami sudah meminta kepada tujuh WNI yang bekerja sebagai spa therapist di Port-au-Prince agar keluar dari Haiti dan bekerja di tempat yang lebih aman... Meskipun mereka belum mau meninggalkan Haiti dengan alasan lokasi mereka bekerja jauh dari tempat kerusuhan, tetapi saya tetap meng-encourage (mendorong) mereka untuk keluar dulu, pindah ke negara lain, hingga situasi aman,” ujar Nana saat dihubungi VOA pada Senin (4/3/2024) sore.

Baca juga: Haiti Umumkan Keadaan Darurat Usai Kerusuhan Besar di Ibu Kota

Alasan gaji menjanjikan, tujuh WNI bertahan di Port-au-Prince

Tujuh WNI, yang seluruhnya perempuan, bekerja di dua lokasi spa yang letaknya sekitar 40 menit dari lokasi kerusuhan di jantung Port-au-Prince. Selain karena faktor lokasi, hal lain yang membuat mereka bertahan adalah faktor gaji dan penghasilan lain.

“Mereka bilang gaji dan kesejahteraan di sana masih menjanjikan, jadi mereka memutuskan tetap bekerja di sana... Saya sedih juga karena alasan mereka (untuk bertahan) karena uang, seolah-olah negara kita tidak bisa memberi pekerjaan yang layak bagi mereka sehingga jauh-jauh menjadi spa therapist di sana dengan mempertaruhkan kondisi keamanan. Demi keluarga, mereka tetap ingin bekerja agar mendapat penghasilan besar yang dapat membantu keluarga di Indonesia,” tambahnya.

Dua penjara dibobol, PM Ariel Henry tak diketahui keberadaannya

Pihak berwenang Haiti telah memberlakukan jam malam untuk dapat mengendalikan kembali situasi di jalan-jalan setelah terjadinya aksi kekerasan selama akhir pekan lalu.

Kelompok-kelompok bersenjata telah membobol dua penjara terbesar di Haiti dan membuat ribuan penjahat yang sedang menjalani hukuman penjara melarikan diri.

Menteri Keuangan yang juga Penjabat Perdana Menteri Patrick Boivert mengatakan, telah memerintahkan polisi menggunakan segala cara yang legal untuk memberlakukan jam malam dan menangkap semua pelanggar aturan hukum.

Warga meninggalkan rumah mereka untuk menghindari kekerasan geng di lingkungan Portail di Port-au-Prince, Haiti, Kamis, 29 Februari 2024.AP via VOA INDONESIA Warga meninggalkan rumah mereka untuk menghindari kekerasan geng di lingkungan Portail di Port-au-Prince, Haiti, Kamis, 29 Februari 2024.
Sementara Perdana Menteri Ariel Henry—hingga laporan ini disampaikan—belum diketahui keberadaannya setelah ia menandatangani sebuah kesepakatan bilateral di Kenya untuk membuka jalan bagi masuknya pasukan multinasional untuk membantu memulihkan keamanan di Haiti.

Situasi di Haiti ini menandai titik terendah baru dalam serangkaian aksi kekerasan di negara berpenduduk 11,5 juta jiwa itu.

Sedikitnya sembilan orang tewas sejak Kamis (29/2/2024), empat di antaranya adalah polisi, ketika gerombolan orang bersenjata melakukan serangan terkoordinasi terhadap badan-badan pemerintah di Port-au-Prince.

Ini mencakup serangan ke kantor-kantor polisi, bandara internasional dan bahkan stadion sepak bola.

Baca juga: Kronologi Haiti Berlakukan Status Darurat Usai Geng Bersenjata Bobol Penjara Utama

KBRI siapkan evakuasi lewat darat

Nana Yuliana mengatakan, setelah setiap hari menelepon tujuh WNI yang bertahan di ibu kota Port-au-Prince itu, satu orang tampaknya akan keluar dan bekerja di Barbados. Sementara enam lainnya mengatakan masih betah dan akan terus bekerja di sana.

Pihak KBRI telah menyiapkan beberapa alternatif evakuasi mereka jika situasi semakin berbahaya, antara lain lewat jalan darat dari Port-au-Prince, Haiti, ke Republik Dominika, yang berbatasan langsung dengan Kuba.

Evakuasi lewat darat tersebut menjadi satu-satunya alternatif saat ini mengingat tidak ada pesawat yang masuk ke Haiti sejak sepekan terakhir.

Baca juga: Dahulu Negara Kaya, Mengapa Haiti Kini Sulit Berkembang?

Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul Situasi Makin Memburuk, Dubes RI Minta 7 WNI Segera Tinggalkan Haiti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com