Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawaban Putin Saat Ditanya Apakah Rusia Akan Serang Negara Lain

Kompas.com - 09/02/2024, 13:23 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Saat hadir dalam sebuah wawancara dengan mantan pembawa acara Fox News, Tucker Carlson pada Selasa (6/2/2024), Presiden Vladimir Putin menerima pertanyaan soal kemungkinan Rusia menyerang negara selain Ukraina.

Ketika itu, Putin ditanya apakah Moskwa akan mempertimbangkan untuk menginvasi negara-negara lain di kawasan tersebut, seperti anggota NATO Polandia dan Latvia, atau secara umum negara di benua Eropa.

Menjawab petanyaan itu, dia menegaskan bahwa hal itu tidak mungkin dilakukan Rusia.

Baca juga: Putin ke AS: Jika Ingin Perang Selesai, Hentikan Pasok Senjata ke Ukraina

"Kami tidak tertarik dengan Polandia, Latvia, atau di mana pun. Mengapa kami melakukan itu? Kami memang tidak tertarik. Itu hanya ancaman," kata Putin, sebagaimana dikutip dari Kantor berita AFP.

Perang dengan Polandia, katanya, akan terjadi hanya dalam satu kasus.

"Jika Polandia menyerang Rusia," tambahnya kepada pembawa acara bincang-bincang kontroversial sayap kanan AS tersebut.

Dalam wawancara selama dua jam itu, Putin sendiri menegaskan bahwa Barat harus memahami tidak mungkin bagi mereka untuk dapat mengalahkan Rusia di Ukraina.

Putin juga mengatakan bahwa sebuah kesepakatan "dapat dicapai" untuk pembebasan reporter Wall Street Journal yang dipenjara, Evan Gershkovich.

"Ada beberapa hal yang sedang didiskusikan melalui saluran layanan khusus," katanya, sambil bersikeras bahwa wartawan tersebut adalah seorang mata-mata -sesuatu yang dibantah keras oleh Wall Street Journal dan pemerintah AS.

Ini adalah wawancara empat mata pertama dengan Putin oleh seseorang dari media Barat sejak 2019. Video wawancaranya dirilis di situs web Carlson sendiri pada Kamis (8/2/2024).

Baca juga: Kremlin Sebut Banyak Media Barat Ingin Wawancarai Putin

Namun, Carlson, yang dekat dengan mantan presiden Donald Trump, hanya mengajukan beberapa pertanyaan sulit dan lebih banyak mendengarkan ketika pemimpin Kremlin itu mengutarakan pandangannya tentang sejarah Rusia, yang menggambarkan negara itu sebagai korban pengkhianatan Barat.

Putin membela keputusannya untuk menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

Dia mengatakan bahwa Barat sekarang menyadari bahwa Rusia tidak akan dikalahkan, meskipun ada bantuan dari AS, Eropa, dan NATO untuk Ukraina.

"Sampai sekarang, ada kegaduhan dan teriakan tentang kekalahan strategis Rusia di medan perang. Namun kini mereka tampaknya mulai menyadari bahwa hal itu sulit dicapai, bahkan tidak mungkin. Menurut pendapat saya, hal itu tidak mungkin terjadi," katanya.

Ia juga mengarahkan sebuah pesan kepada Kongres AS, dimana Partai Republik yang didominasi oleh Trump semakin enggan untuk terus mendukung Ukraina dengan senjata dan bantuan militer lainnya.

"Saya akan memberi tahu Anda apa yang kami katakan tentang masalah ini dan apa yang kami sampaikan kepada kepemimpinan AS. Jika Anda benar-benar ingin menghentikan pertempuran, Anda harus berhenti memasok senjata," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com