Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Ermaya
Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI

Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI.

Dampak Perang Timur Tengah terhadap Geopolitik dan Geostrategi Indonesia (Bagian I)

Kompas.com - 23/01/2024, 15:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

FORUM Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, belum lama ini menjadi saksi pernyataan tandas dari Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian.

Ia menyoroti bahwa dukungan penuh Amerika Serikat terhadap Israel dianggap sebagai akar masalah, merangsang ketidakstabilan dan ketidakamanan di Timur Tengah.

Pernyataan tersebut muncul di tengah perang Israel-Hamas yang berkepanjangan, melampaui 100 hari, sementara AS memberikan dukungan militer senilai miliaran dollar kepada Israel.

Sementara itu Simonyan, seorang sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, menambah kompleksitas situasi dengan pernyataannya bahwa perang dunia III pasti akan meletus di Timur Tengah.

Eskalasi konflik di Timur Tengah dimulai dengan perang Israel-Gaza pada Oktober 2023. Proksi Iran, seperti Hizbullah di Lebanon, ikut terlibat sebagai bentuk solidaritas dengan Hamas.

Amerika Serikat dan Inggris turut campur melalui Operasi Guardian of Prosperity, dan Israel menjalankan serangan udara ke Yaman sebagai respons terhadap serangan Houthi.

Tensi semakin meningkat dengan Turki yang meminta pembentukan aliansi militer bersama Rusia, Iran, dan Irak.

Permintaan ini muncul setelah serangan milisi PKK terhadap pasukan militer Turki di Irak utara pada 12 Januari 2024, menewaskan sembilan tentara Turki. Yang dimaksud PKK itu adalah Partai Pekerja Kurdistan (PKK), organisasi sayap kiri yang didirikan pada 1978 di Turki.

Timur Tengah telah menjadi pusat perhatian global dalam beberapa dekade terakhir, akibat konflik yang terus-menerus. Konflik tersebut tidak hanya merambah negara-negara di kawasan, tetapi juga memiliki dampak signifikan secara global.

Ketidakstabilan dengan segala kompleksitas

Perang di Timur Tengah telah menjadi sumber ketidakstabilan regional yang meluas hingga ke berbagai wilayah. Sebagai negara di Asia Tenggara, Indonesia merasakan dampak yang sangat signifikan dari ketidakstabilan tersebut.

Implikasi perang di Timur Tengah terhadap Indonesia tidak terbatas pada satu aspek saja, melainkan merambah ke berbagai sektor.

Ketidakstabilan ini, dengan segala kompleksitasnya, menimbulkan tantangan yang memengaruhi kedua bidang kunci, yakni stabilitas politik dan ekonomi Indonesia.

Stabilitas politik Indonesia bisa terancam oleh dampak ketidakstabilan regional akibat perang di Timur Tengah. Ketidakpastian dan konflik di kawasan tersebut dapat menciptakan kondisi yang meresahkan, memperumit dinamika politik di Indonesia.

Maka kehati-hatian dalam mengelola hubungan luar negeri, dan kebijakan keamanan, menjadi krusial untuk menjaga stabilitas politik dan mencegah terjadinya pergeseran yang merugikan kepentingan nasional.

Selain itu, dampak ekonomi Indonesia tidak dapat diabaikan. Perang di Timur Tengah berpotensi menciptakan ketidakpastian ekonomi global yang merugikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbuka.

Fluktuasi harga minyak dunia, misalnya, dapat memengaruhi neraca perdagangan dan keseimbangan fiskal nasional.

Oleh karena itu, kebijakan ekonomi yang responsif dan adaptif menjadi kunci untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Dalam konteks keamanan, perang di Timur Tengah memunculkan ancaman baru bagi Indonesia, terutama terkait dengan peningkatan risiko terorisme dan radikalisasi.

Ketidakstabilan regional dapat menjadi lingkungan yang mendukung tumbuhnya kelompok ekstremis dan aktivitas teroris.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com