Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Akan Bentuk Badan Penasihat, Atasi Risiko AI

Kompas.com - 18/01/2024, 15:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

SYDNEY, KOMPAS.com - Australia akan membentuk sebuah badan penasihat untuk memitigasi risiko-risiko dari kecerdasan buatan (artificial intelligence), kata pemerintah pada Rabu (17/1/2024).

Australia menjadi negara terbaru yang meningkatkan pengawasannya terhadap teknologi ini.

Pemerintah juga mengatakan bahwa mereka berencana untuk bekerja sama dengan badan-badan industri untuk memperkenalkan berbagai panduan, termasuk mendorong perusahaan-perusahaan teknologi untuk memberi label dan tanda air pada konten yang dihasilkan kecerdasan buatan.

Baca juga: Australia Akan Bentuk Badan Penasihat untuk Tanggulangi Risiko AI, Apa Rencananya?

Menteri Sains dan Industri Ed Husic mengatakan bahwa AI diperkirakan akan menumbuhkan ekonomi, tetapi penggunaannya dalam bisnis masih belum merata.

"Ada juga masalah kepercayaan di sekitar teknologi itu sendiri dan kepercayaan yang rendah itu menjadi rem tangan terhadap penggunaan teknologi dan itu adalah sesuatu yang harus kita hadapi," katanya, dilansir dari Reuters.

Australia membentuk Komisioner eSafety pertama di dunia pada tahun 2015, tetapi tertinggal dari beberapa negara lain dalam hal regulasi AI.

Pedoman awal akan bersifat sukarela, berbeda dengan yurisdiksi lain termasuk Uni Eropa, yang aturannya tentang AI untuk perusahaan teknologi bersifat wajib.

Australia membuka konsultasi tentang AI tahun lalu yang menerima lebih dari 500 tanggapan.

Dalam tanggapan sementara, pemerintah mengatakan bahwa mereka ingin membedakan antara apa yang disebutnya sebagai penggunaan AI yang berisiko rendah.

Contohnya seperti menyaring email spam dan contoh-contoh yang berisiko tinggi seperti pembuatan konten yang dimanipulasi, yang juga dikenal sebagai pemalsuan yang mendalam.

Baca juga: Australia Bantu AS dan Inggris Serang Houthi di Yaman

Pemerintah berencana untuk merilis tanggapan lengkap terhadap konsultasi tersebut akhir tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com