Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal China dan AS Sama-sama Sedang Berada di Laut China Selatan, Ada Apa?

Kompas.com - 04/01/2024, 12:57 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Kapal-kapal perang China dan Amerika Serikat sama-sama sedang berada di Laut China Selatan pada Kamis (4/1/2024).

Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China pada Rabu (3/1/2023) mengatakan, bahwa pengerahan angkatan laut dan angkatan udaranya selama dua hari atau dijadwalkan berakhir hari ini di Laut China Selatan dimaksudkan sebagai "patroli rutin" di laut tersebut.

Tidak disebutkan di mana tepatnya patroli itu berlangsung atau memberikan rincian spesifik tentang tujuan latihan.

Baca juga: Para Menlu ASEAN Prihatin dengan Ketegangan di Laut China Selatan, Ini Kata Mereka

Yang pasti, latihan ini berlangsung ketika AS mengatakan bahwa sekelompok kapal induk yang dipimpin oleh USS Carl Vinson sedang melakukan latihan selama dua hari dengan Angkatan Laut Filipina.

Beijing mengeklaim hampir seluruh Laut Cina Selatan dan telah mengabaikan keputusan pengadilan internasional yang menyatakan bahwa klaimnya tidak memiliki dasar hukum.

China mengerahkan kapal-kapal untuk berpatroli di jalur perairan yang sibuk dan telah membangun pulau-pulau buatan yang dimiliterisasi untuk memperkuat klaimnya.

Meskipun China biasanya menggunakan penjaga pantainya untuk menegakkan klaimnya di wilayah tersebut, latihan militer bukanlah hal yang jarang terjadi.

Angkatan Laut China sebelumnya mengumumkan telah melakukan latihan “rutin” pada akhir November.

Namun, latihan minggu ini diadakan saat ketegangan terjadi antara China dan Filipina di di terumbu karang yang disengketakan di daerah tersebut, yang menyebabkan tabrakan antara kapal-kapal dari kedua negara dan kapal-kapal China yang menembakkan meriam air ke arah kapal-kapal Filipina.

Baca juga: Alasan Kenapa Laut China Selatan Terus Diperebutkan Selama 2023

Seorang ahli mengatakan kepada AFP bahwa Beijing berusaha mengubah Laut China Selatan menjadi jalur air yang dikendalikan oleh mereka dan menjadi titik penghalang strategis bagi negara-negara lain.

"Laut China Selatan menjadi zona pertahanan utama bagi China," kata Michael Raska, asisten profesor dan pakar militer di Universitas Teknologi Nanyang Singapura.

Menurut dia, Beijing juga menggunakan daerah itu untuk menguji kemampuan pengintaian dan pengawasan, memperdalam kemampuannya untuk memproyeksikan kehadiran dan pengaruhnya di laut.

China pada pekan ini bersikeras bahwa Filipina harus disalahkan atas lonjakan ketegangan ini.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa Filipina telah mengingkari janjinya, mengubah kebijakannya, melanggar kedaulatan China, dan melakukan provokasi berulang kali dan memicu situasi yang kompleks.

"China akan mengambil tindakan tegas terhadap setiap pelanggaran kedaulatan dan provokasi, dan dengan tegas menjaga kedaulatan teritorial serta hak-hak dan kepentingan maritim kami," ujar juru bicara kementerian Mao Ning dalam sebuah konferensi pers rutin pada 29 Desember.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com