Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu Filipina Panggil Dubes China Terkait Geger Laut China Selatan

Kompas.com - 13/12/2023, 19:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber CNA

MANILA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan pada Selasa (12/12/2023) bahwa pihaknya telah memanggil duta besar China untuk Manila untuk memprotes gangguan beruntun di Laut China Selatan pada akhir pekan lalu.

Ini seiring dengan berlanjutnya ketegangan geopolitik yang telah berlangsung lama di jalur perairan strategis tersebut.

Manila telah meminta China untuk mengarahkan kapal-kapalnya untuk menghentikan apa yang dikatakannya sebagai tindakan ilegal dan manuver berbahaya terhadap kapal-kapal Filipina, dan berhenti mencampuri kegiatan Filipina yang sah.

Baca juga: Filipina Mengaku Kapalnya Ditabrak Kapal China di Laut China Selatan

Dilansir dari CNA, Wakil Menteri Luar Negeri Filipina Ma Theresa Lazaro secara lisan menyampaikan protes terhadap manuver China yang menyebabkan tabrakan.

Dia juga menyayangkan penggunaan meriam air terhadap kapal-kapal Filipina yang mengirimkan pasokan ke pasukan yang ditempatkan di kapal perang yang sudah tua di Thomas Shoal.

"Tindakan kapal-kapal Cina di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina adalah ilegal dan melanggar kebebasan navigasi," kata kementerian tersebut.

Filipina telah memanggil duta besar Cina untuk Manila dan mengajukan protes diplomatik terhadap China atas apa yang disebutnya sebagai pelecehan ilegal terhadap kapal-kapal mereka di Laut China Selatan dalam dua insiden terpisah dalam dua bulan terakhir.

Mereka juga memprotes penggunaan meriam air oleh China terhadap tiga kapal Biro Perikanan dalam perjalanan mereka untuk mengirim minyak dan bahan makanan kepada para nelayan di dekat kawanan Scarborough.

Kedua negara bertetangga ini saling melontarkan tuduhan. Filipina menyebut tindakan China sebagai eskalasi yang serius.

Kementerian Luar Negeri China memprotes apa yang mereka katakan sebagai tabrakan, tetapi Filipina mengatakan bahwa penjaga pantai dan milisi maritim China berulang kali menembakkan meriam air ke kapal-kapal suplai mereka.

Baca juga: PM Kishida: Jepang, Filipina, dan AS Bekerja Sama Lindungi Laut China Selatan

Hal ini disebut menyebabkan kerusakan mesin yang serius pada salah satu kapal dan dengan sengaja menabrak kapal lainnya.

Amerika Serikat, sekutu perjanjian Filipina, dan Inggris, keduanya menyatakan dukungan untuk Filipina dan mengutuk tindakan China.

China sendiri terus mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut Cina Selatan, yang merupakan jalur perdagangan tahunan senilai lebih dari 3 triliun dollar AS.

Baca juga: AS dan China Diskusi Blak-blakan Terkait Sengketa Laut China Selatan

Filipina, Vietnam, Indonesia, Malaysia, dan Brunei, memiliki klaim yang saling bersaing. Pengadilan Arbitrase Permanen pada tahun 2016 menyatakan bahwa klaim China tidak memiliki dasar hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com