GAZA, KOMPAS.com - Kabar terbaru dari perang Israel-Hamas pada Minggu (24/12/2023), 20.424 orang tewas di Gaza menurut Kementerian Kesehatan di wilayah kantong Palestina itu.
Jumlah korban terbaru termasuk 166 kematian dalam 24 jam terakhir.
Adapun di pihak Israel, serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan 1.200 orang yang sebagian besar adalah warga sipil.
Baca juga: PBB: Serangan Udara Israel Menewaskan Pekerja Bantuan Gaza dan 70 Keluarga Besarnya
Surat kabar Haaretz pada Selasa (19/12/2023) melaporkan, lebih dari 2.800 tentara Israel direhabilitasi di departemen Kementerian Pertahanan Israel sejak perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober.
Sekitar 91 persen di antaranya mengalami luka ringan, 6 persen luka sedang, dan 3 persen luka parah, lapor Haaretz mengutip data kepala departemen rehabilitasi Limor Luria dalam sidang bersama Komisi Kesehatan Perang.
Data tersebut juga menunjukkan, 18 persen tentara menderita gangguan kesehatan mental dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Dikutip dari kantor berita Antara, Haaretz menyebutkan bahwa 48 persen tentara mengalami cedera pada bagian tubuh.
Data militer Israel menunjukkan, 463 tentara tewas dan 1.860 lainnya luka-luka sejak konflik Gaza pecah pada 7 Oktober 2023.
Baca juga:
Sementara itu, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia pada Rabu (20/12/2023) mengatakan, Israel menggunakan Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara sebagai markas militernya.
Sebelumnya, pada 6 November 2023 Israel menuduh Hamas menggunakan RS Indonesia sebagai markas dan memiliki terowongan di bawahnya.
MER-C keesokan harinya membantah secara diplomatis dan teknis, kemudian dalam konferensi pers terbaru disebutkan bahwa Israel telah mendudukinya.
"Sekitar dua minggu yang lalu sampai dengan hari ini, Israel menempatkan pasukannya, tempat berlindung dan markasnya, itu di Rumah Sakit Indonesia yang dulu tanggal 6 (November) mereka menuduh bahwa di situ adalah markas Hamas dan ada orang Hamas di situ," kata Ketua Presidium MER-C dr Sarbini Abdul Murad dalam konferensi pers yang disiarkan di media sosial.
"Nah, sekarang mereka menempatkan pasukan di situ sebagai perisai dari serangan Hamas," lanjutnya.
dr Sarbini menambahkan, Israel gagal menaklukkan Gaza utara sehingga tidak ada tempat aman bagi IDF (tentara Israel) untuk bersembunyi, berlindung, dan melakukan koordinasi.
"Harapan mereka (IDF) itu adalah bahwa Hamas akan ragu atau tidak mungkin menyerang dengan senjata-senjata perang ke tempat perlindungan Israel di Rumah Sakit Indonesia," terangnya.
Baca juga: