Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mesir Tengahi Gencatan Senjata di Gaza, tapi Israel-Hamas Bersikeras dengan Tuntutannya

Kompas.com - 21/12/2023, 11:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

 

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Pemerintah Amerika Serikat menyatakan, perundingan serius sedang dilakukan terkait gencatan senjata baru di Jalur Gaza dan upaya pembebasan sandera Israel.

Tetapi, kesepakatan masih belum pasti karena Hamas bersikeras bahwa pihaknya tidak akan membahas apa pun kecuali penghentian total serangan Israel di wilayah Palestina.

Sebagaimana diberitakan Reuters pada Kamis (21/12/2023), pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh mengunjungi Mesir pada Rabu (20/12/2023).

Baca juga: Israel Beri Sinyal Perubahan Operasi di Gaza, Intensitas Perang Lebih Rendah

Tujuannya untuk berdiskusi dengan para pejabat Mesir yang berupaya menengahi adanya gencatan senjata di Gaza.

Salah satu sumber yang mengetahui perundingan tersebut mengatakan bahwa para utusan tersebut sedang mendiskusikan sandera mana yang masih ditahan Hamas di Gaza yang dapat dibebaskan melalui gencatan senjata baru.

Serta, tahanan Palestina mana yang mungkin akan dibebaskan oleh Israel sebagai imbalannya.

Sebuah kelompok lain dari Palestina yang ikut menyandera di Gaza mengatakan, pimpinannya juga akan mengunjungi Mesir untuk membahas kemungkinan diakhirinya perang Israel-Hamas.

"Ini adalah diskusi dan perundingan yang sangat serius, dan kami berharap hal ini dapat membuahkan hasil," kata juru bicara Gedung Putih John Kirby kepada wartawan, Rabu (20/12/2023).

Tetapi penasihat media Hamas, Taher Al-Nono mengatakan kepada Reuters bahwa Hamas tidak bersedia membahas pembebasan banyak sandera Israel, sampai Israel mengakhiri serangannya di Gaza dan jumlah bantuan kemanusiaan untuk warga sipil Palestina meningkat.

Baca juga: Israel Keliru Bunuh Warganya Sendiri, Keluarga Minta Perang Segera Diakhiri

"Kita tidak bisa membicarakan perundingan, sementara Israel melanjutkan agresinya. Pembahasan usulan apapun terkait tahanan harus dilakukan setelah penghentian agresi," kata Nono dalam wawancara di Kairo.

Hamas tetap menolak penghentian sementara, dan menyatakan pihaknya hanya akan membahas gencatan senjata permanen.

"Kami telah berbicara dengan saudara-saudara kami di Mesir. Menyampaikan sikap kami dan mendesak untuk dihentikannya agresi ini sebagai prioritas utama," jelas Nono.

Di sisi lain, Israel bersikeras agar semua perempuan dan laki-laki yang tersisa di antara para sandera dibebaskan.

Warga Palestina yang dihukum karena pelanggaran, bisa masuk dalam daftar tahanan yang akan dibebaskan oleh Israel.

Terkait adanya pembicaraan Hamas di Mesir, Israel belum berkomentar secara terbuka.

Namun Israel mengesampingkan gencatan senjata permanen dan menyatakan hanya akan menyetujui jeda kemanusiaan terbatas sampai Hamas dikalahkan.

Baca juga: Malaysia Larang Kapal Berbendera Israel Berlabuh

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kembali pada Rabu (20/12/2023) bahwa perang akan berakhir jika Hamas dibasmi, semua sandera dibebaskan dan Gaza tidak lagi jadi ancaman Israel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com