Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat AS Tak Satu Suara soal Bantuan untuk Perang Ukraina

Kompas.com - 11/12/2023, 10:49 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sejumlah pejabat Amerika Serikat (AS) tidak satu suara mengenai kelanjutan bantuan dana perang untuk Ukraina melawan invasi Rusia.

Kepala Kantor Manajemen dan Anggaran Gedung Putih Shalanda Young saat berbicara di program Face the Nation stasiun tv CBS pada Minggu (10/12/2023) menegaskan kembali situasi tersebut, dan memperingatkan keamanan nasional AS juga dapat terpengaruh.

“Apa yang terjadi jika Putin bergerak melewati Ukraina, apa yang terjadi selanjutnya? Negara-negara NATO, putra dan putri kita, berisiko menjadi bagian dari konflik yang lebih besar,” ujarnya, dikutip dari kantor berita AFP.

Baca juga: Zelensky Akan Temui Biden di AS, Bahas Dana Perang untuk Ukraina

Namun, Partai Republik tetap skeptis. Senator JD Vance yang merupakan sekutu dekat mantan presiden AS Donald Trump menolak ide bahwa Putin akan membahayakan negara-negara NATO.

Saat diwawancarai CNN pada Minggu, dia menentang pemberian “cek kosong” untuk Ukraina.

"Anda perlu mengartikulasikan apa ambisinya. Apa yang bisa dicapai 61 miliar dollar AS (Rp 946,4 triliun), sedangkan 100 miliar dollar AS (Rp 1,5 kuadriliun) saja belum bisa?" ujar Vance.

“Apa yang menjadi kepentingan terbaik Amerika adalah menerima Ukraina harus menyerahkan sebagian wilayahnya kepada Rusia dan kita perlu mengakhiri perang.”

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden pada Rabu (6/12/2023) mendorong anggota-anggota parlemen AS yang bertikai segera memberikan bantuan militer ke Kyiv.

Ia pun memperingatkan, Putin tidak akan berhenti berurusan dengan Ukraina dan mungkin akan bersinggungan dengan NATO.

Politisi Partai Demokrat itu mengaku siap berkompromi dengan Partai Republik yang menolak anggaran bantuan 60 miliar dollar AS ke Ukraina.

Partai Republik hanya mau menyetujuinya jika ada tindakan keras terhadap migran di perbatasan AS-Meksiko.

“Ini tidak bisa ditunda,” kata Biden dalam pidatonya di Gedung Putih.

“Sejujurnya, menurut saya sungguh menakjubkan kita sampai di titik ini, di mana Partai Republik di Kongres bersedia memberikan Putin hadiah terbesar yang dapat ia harapkan.”

Baca juga:

Perselisihan ini menunjukkan tanda-tanda dukungan Barat terhadap Ukraina menurun ketika serangan balasan Kyiv melemah dan pasukan Moskwa berupaya mencatatkan kemajuan baru.

Serangan Ukraina menggunakan senjata Barat bernilai miliaran dollar AS, tetapi kondisi garis depan hampir tidak berubah selama lebih dari setahun dan serangan Rusia semakin intensif.

Pada awal Desember 2023, Putin menandatangani dekrit untuk meningkatkan pasukan Rusia 15 persen sehingga menambah jumlah tentaranya menjadi 170.000 orang.

Departemen Luar Negeri AS pada Rabu mengumumkan bantuan sementara 175 juta dollar AS (Rp 2,72 triliun) untuk Ukraina yang mencakup roket, peluru, rudal, dan amunisi HIMARS.

Baca juga: Meski Bantuan Berkurang, Ukraina Tegaskan Tak Akan Mundur Lawan Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com