WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Wabah salmonella yang terkait dengan melon yang sudah dipotong telah menewaskan delapan orang di AS dan Kanada.
Di AS, di mana tiga orang meninggal, setidaknya 96 orang lainnya memerlukan perawatan di rumah sakit.
Setidaknya 230 kasus salmonella telah dilaporkan di 38 negara bagian, menurut pejabat kesehatan.
Baca juga: KALEIDOSKOP INTERNASIONAL APRIL 2022: Krisis Sri Lanka | Kasus Salmonella Terkait Cokelat Kinder
Dilansir dari Sky News, melon yang tercemar juga dikirim ke Kanada, di mana 129 kasus telah dilaporkan.
Lima orang meninggal, dan 44 orang telah dikirim ke rumah sakit.
Banyak dari mereka yang jatuh sakit melaporkan memakan melon yang sudah dipotong dalam kemasan plastik dan nampan yang dijual di toko-toko.
Masyarakat tidak boleh membeli, memakan, atau menyajikan melon jika mereka tidak tahu dari mana asalnya, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Enam perusahaan telah mengeluarkan pemberitahuan penarikan produk yang mengandung melon, termasuk campuran buah-buahan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengatakan jika masyarakat tidak yakin apakah melon yang mereka miliki merupakan salah satu produk yang ditarik kembali, mereka sebaiknya tidak memakannya.
Orang-orang yang membutuhkan perawatan di rumah sakit termasuk penghuni panti jompo dan anak-anak di pusat penitipan anak, kata CDC pekan lalu.
Baca juga: Bakteri Salmonella Ditemukan di Pabrik Cokelat Terbesar Dunia di Belgia
Jumlah orang yang terkena dampak wabah ini kemungkinan akan lebih tinggi dari yang dilaporkan.
Biasanya diperlukan waktu tiga hingga empat minggu untuk menentukan apakah orang yang sakit merupakan bagian dari wabah.
Pejabat kesehatan masih berupaya untuk menentukan apakah ada lebih banyak produk yang terkait dengan penyakit tersebut.
Salmonella menyebabkan sakit perut, muntah dan diare.
Baca juga: 3.000 Ton Produk Kinder Ditarik dari Pasaran karena Kekhawatiran Salmonella
Penyakit ini dapat menyebabkan penyakit serius pada anak kecil, orang berusia di atas 65 tahun, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.