Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nepal Larang TikTok karena Mengganggu Keharmonisan Sosial

Kompas.com - 14/11/2023, 14:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

KATHMANDU, KOMPAS.com - Nepal mengatakan akan melarang TikTok, dengan alasan dampak negatif terhadap keharmonisan sosial di negara itu.

Platform berbagi video populer yang memiliki sekitar satu miliar pengguna bulanan, telah menghadapi pembatasan di banyak negara karena dugaan pelanggaran aturan data dan dampak yang berpotensi berbahaya bagi kaum muda dari beberapa konten.

"Keputusan untuk melarang dibuat hari ini, dan pihak berwenang terkait saat ini sedang menangani masalah teknis," kata menteri komunikasi dan teknologi informasi, Rekha Sharma, dilansir dari Reuters.

Baca juga: Dokter Bedah Plastik di AS Dilarang Praktik Usai Tayangkan Operasinya di TikTok

Sharma mengatakan keputusan tersebut dibuat karena TikTok secara konsisten digunakan untuk membagikan konten yang mengganggu keharmonisan sosial dan mengganggu struktur keluarga dan hubungan sosial.

Dia tidak merinci apa yang menjadi pemicu pelarangan tersebut.

Beberapa jam setelah keputusan tersebut diumumkan, video tentang larangan tersebut telah ditonton oleh ribuan orang di TikTok.

Gagan Thapa, pemimpin partai Kongres Nepal yang merupakan bagian dari koalisi yang berkuasa, mengatakan bahwa niat pemerintah tampaknya adalah untuk menghambat kebebasan berekspresi.

"Regulasi diperlukan untuk mencegah mereka yang menyalahgunakan media sosial, tetapi menutup media sosial atas nama regulasi adalah hal yang salah," katanya dalam sebuah posting di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Keputusan ini muncul beberapa hari setelah Nepal memperkenalkan arahan yang mengharuskan platform media sosial yang beroperasi di negara tersebut untuk membuka kantor.

TikTok adalah platform sosial keenam yang paling banyak digunakan di dunia, menurut agensi pemasaran We Are Social.

Baca juga: Dipecat Setelah Mempertanyakan Gaji, Guru Ini Viral di TikTok

Beberapa negara telah berupaya memperketat kontrol terhadap media sosial karena potensi dampaknya terhadap anak-anak.

Pemilik TikTok, ByteDance, adalah penduduk China, tetapi perusahaan ini menolak kritik bahwa mereka berada di bawah kendali langsung Beijing.

Baca juga: Akses Data dan Informasi Sensitif Pengguna TikTok AS Kembali Dipermasalahkan

Meskipun tertinggal dari trio Facebook, WhatsApp, dan Instagram yang telah lama mendominasi, pertumbuhannya di kalangan anak muda jauh melampaui para pesaingnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com