JOHANNESBURG, KOMPAS.com - Sejumlah orang tewas dalam semalam ketika api membakar sebuah blok apartemen di Johannesburg yang terbengkalai dan ditempati oleh para tunawisma.
Para pejabat dan media lokal mengatakan Kamis (31/8/2023) bahwa evakuasi darurat dari bangunan yang menghitam itu terus berlanjut.
Kebakaran tersebut menewaskan sedikitnya 73 orang dan melukai 43 lainnya, kata pemerintah kota, dalam salah satu tragedi terburuk di Afrika Selatan yang pernah terjadi.
Baca juga: Kebakaran di Apartemen Johannesburg Afrika Selatan Tewaskan 52 Orang
Dilansir dari Reuters, kebakaran, yang penyebabnya masih diselidiki, dimulai sekitar pukul 1.30 pagi waktu setempat (2330 GMT), kata juru bicara Manajemen Darurat Johannesburg, Robert Mulaudzi.
Pada pukul 10 pagi, gedung berlantai lima itu masih membara, sebagian besar menghitam karena jelaga, sementara layanan darurat berkumpul di sekitarnya dan mayat-mayat tergeletak berselimut di jalan di dekatnya.
Juru bicara pemerintah kota Colleen Makhubele menyiratkan bahwa mereka yang berada di dalamnya telah mendudukinya secara ilegal, dan bahwa pemerintah kota telah berusaha tetapi sering gagal untuk mengusir penghuni liar dari gedung-gedung semacam itu.
"Mereka tidak mengindahkan seruan kota untuk melakukan hal yang benar," katanya kepada lembaga penyiaran publik Afrika Selatan.
"Hal-hal seperti ini terjadi karena warga tidak mau memahami dan bekerjasama dengan kami dalam menegakkan hukum dan peraturan kota, dalam memahami apa yang aman, apa yang tidak aman," tambahnya.
Makhubele tidak mengkonfirmasi laporan dari lembaga penyiaran lokal News24 bahwa bangunan yang terbakar itu terbengkalai dan telah ditempati secara tidak resmi.
Johannesburg adalah salah satu kota yang paling timpang di dunia dengan kemiskinan yang meluas, pengangguran dan krisis perumahan.
Baca juga: Dari Mali sampai Gabon, Ini 8 Kudeta di Afrika dalam 3 Tahun Terakhir
Ada sekitar 15.000 tunawisma di sana, menurut pemerintah provinsi Gauteng, yang merupakan kota terbesar di Afrika Selatan.
Kebakaran sering terjadi di sana. Kota ini mengalami kekurangan listrik kronis di mana banyak orang menggunakan lilin untuk penerangan dan api kayu untuk pemanas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.