KITA telah memasuki era keselamatan dan keberlanjutan masa depan bumi menjadi prioritas bersama.
Upaya transisi dari energi fosil menuju energi bersih telah menjadi keharusan untuk memastikan bahwa planet ini dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
Negara-negara yang memiliki keterbatasan sumber daya energi bersih perlu menjalin kerjasama erat dengan negara-negara yang memiliki potensi energi terbarukan melimpah.
Ambil contoh Singapura yang bergantung pada pasokan energi dari tetangga-tetangganya. Negara ini akan memerlukan pasokan energi bersih yang andal untuk memenuhi kebutuhan.
Australia memiliki potensi energi matahari yang kaya dan berencana mengirimkan listrik melalui kabel bawah laut ke Singapura.
Begitu pula dengan Indonesia, yang melalui inisiatif ASEAN Power Grid, berpotensi membagi sumber daya energi terbarukan kepada negara-negara tetangganya.
Transisi energi menuju sumber bersih memerlukan kerjasama internasional yang kuat. Namun, pada kenyataannya, kerjasama lintas negara sering kali hanya berhenti pada tataran retorika. Tidak tuntas.
Pertemuan-pertemuan tingkat tinggi antarpemimpin negara hanya menghasilkan komunikasi sebentar yang diikuti dengan foto bersama.
Janji-janji dan nota kesepahaman seringkali tak berujung pada proyek nyata di lapangan. Alhasil, realisasi kerjasama internasional dalam transisi energi stagnan.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan sosok yang memiliki peran lebih aktif dalam mengawal dan merealisasikan kerjasama energi lintas negara.
Seseorang yang dapat mengoordinasikan dan memastikan bahwa kesepakatan yang diambil oleh para pemimpin negara benar-benar diimplementasikan.
Transisi energi tidak bisa lagi menjadi pekerjaan sendiri-sendiri, tetapi harus menjadi usaha kolektif. Semua negara memiliki tanggung jawab bersama dalam menyelamatkan lingkungan kita.
Dalam era di mana perubahan iklim semakin terasa, transisi ke sumber energi bersih dan berkelanjutan menjadi kebutuhan mendesak. Di sinilah peran atase energi di kantor-kantor perwakilan negara menjadi sangat penting.
Atase energi berperan sebagai seorang diplomat yang memiliki pemahaman mendalam tentang isu-isu energi dan lingkungan. Tugasnya membangun hubungan kerjasama dalam rangka mencapai transisi energi.
Mereka mengambil peran sebagai penghubung antara negara asal dan negara tuan rumah, memfasilitasi pertukaran informasi, teknologi, dan kebijakan terbaru yang berkaitan dengan energi bersih.