Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Adegan di Film "Oppenheimer" yang Sengaja Direkayasa

Kompas.com - 31/07/2023, 14:27 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Film Oppenheimer karya Christopher Nolan terasa otentik, tetapi ada dua adegan utama di mana film tersebut menyimpang dari kenyataan.

Peringatan: Artikel ini memuat spoiler

Kita terbiasa mendengar bahwa ada sejumlah film biopik yang diprotes kalangan sejarawan karena dinilai telah mengobrak-abrik realita.

Respons penulis naskah skenario film, seperti Aaron Sorkin dan Peter Morgan, terhadap kritik tersebut juga telah mengemuka.

Baca juga: Biografi Julius Robert Oppenheimer, Penemu Bom Atom

Mereka menegaskan bahwa sah-sah saja bagi penulis skenario untuk mengacak-acak kronologi, menciptakan suatu karakter yang sesungguhnya gabungan dari beberapa orang, serta merekayasa insiden guna menyampaikan kebenaran secara lebih mendalam.

Kontroversi pada film Oppenheimer garapan sutradara Christopher Nolan tidak terletak pada orisinalitas sejarah. Bahkan, sang penulis merangkap sutradara itu sengaja memikul tanggung jawab selayaknya sejarawan dalam menuturkan kisah tentang J Robert Oppenheimer dan Proyek Manhattan yang merancang dan menciptakan bom atom.

Sebagian besar adegan dan alur film yang paling berkesan diambil langsung dari buku Kai Bird dan Martin J Sherwi berjudul American Prometheus: The Triumph and Tragedy of J Robert Oppenheimer, serta dari sumber-sumber kontemporer.

Tetap saja ada beberapa rekayasa, termasuk dua adegan penting: para ilmuwan yang membuat bom tersebut benar-benar khawatir bahwa senjata itu akan menyebabkan dunia kiamat secara tidak sengaja.

Adegan pertama muncul pada malam sebelum tes Trinity, peledakan bom atom pertama di dunia, setelah Enrico Fermi (Danny Deferrari) bertaruh apakah ledakan itu akan menghancurkan dunia.

Letnan Jenderal Leslie Groves (Matt Damon) bertanya kepada Oppenheimer (Cillian Murphy) apa yang dimaksud Fermi. Pertanyaan ini mengarah ke percakapan tentang kemungkinan apokaliptik dan ketidakmungkinan kepastian mutlak dalam ilmu teoretis.

Pada kenyataannya, sebagai kepala Proyek Manhattan, Groves pasti sangat menyadari teori yang melatari lelucon Fermi.

Kembali pada Juli 1942, Edward Teller (diperankan oleh Benny Safdie dalam film tersebut) telah menyampaikan kemungkinan bahwa bom tersebut dapat menghasilkan suhu yang cukup kuat untuk memicu reaksi berantai termonuklir di atmosfer--memicu atom nitrogen, hidrogen, atau keduanya--kemudian "mengelilingi bumi dalam lautan api".

Ketika Oppenheimer memberitahu Arthur Compton, yang mengerjakan reaksi berantai di Laboratorium Metalurgi di Chicago, Compton bersedia menghentikan seluruh proyek asalkan skenario hari kiamat dapat dikesampingkan.

"Lebih baik menerima perbudakan Nazi daripada mengambil peluang menarik tirai terakhir umat manusia!" kenangnya secara teatrikal pada tahun 1959, sehingga insiden itu tersebar ke khalayak untuk pertama kalinya.

Orang-orang Amerika tidak tahu bahwa di Jerman, ketika Werner Heisenberg menjalankan program bom untuk Nazi, Hitler juga khawatir bahwa fisikawannya bisa "membakar dunia".

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com