Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Drone, Ini Ancaman Terbesar Pasukan Ukraina di Medan Perang...

Kompas.com - 20/07/2023, 17:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

KYIV, KOMPAS.com - Serangan balasan yang sedang berlangsung di Ukraina menghadapi perlawanan keras dari Rusia dan benteng pertahanan yang tangguh.

Namun, ancaman terbesar bagi pasukan Kyiv saat ini adalah ladang ranjau, kata jenderal tertinggi AS minggu ini.

Ladang ranjau adalah salah satu dari beberapa garis pertahanan Rusia dan telah menjadi tantangan yang luar biasa.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-511 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Tidak ke KTT BRICS |

Dilansir dari Reuters, serangan balasan Ukraina yang sedang berlangsung bergerak lambat karena pasukannya menghadapi pertahanan Rusia yang tangguh.

Rintangan terbesar bagi pasukan Kyiv adalah ladang ranjau yang luas dan bukan kemampuan kekuatan udara Rusia yang superior, kata jenderal tertinggi AS minggu ini.

Untuk mengantisipasi serangan Ukraina, pasukan Rusia membangun lapisan-lapisan jaringan pertahanan yang rumit dan benteng-benteng di belakang garis depan, yang membentang ratusan mil di Ukraina timur dan selatan.

Ancaman-ancaman terhadap serangan Ukraina ini termasuk kawat berduri, jaringan parit, rintangan anti-personil, dan ladang ranjau.

Ketika serangan balasan pertama kali dimulai awal musim panas ini, helikopter penyerang Rusia menjadi ancaman utama bagi pasukan darat Ukraina dan persenjataan berat mereka, seperti tank dan kendaraan tempur infanteri.

Tapi sekarang, masalah terbesar Ukraina justru datang dari bawah, bukan dari atas.

"Korban yang diderita Ukraina dalam serangan ini tidak begitu banyak berasal dari kekuatan udara Rusia," kata Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley kepada para wartawan dalam sebuah konferensi pers.

Baca juga: Ukraina Terkini: Rusia Hancurkan 60.000 Ton Biji-bijian dalam Serangan di Odessa

"Korban berasal dari ladang ranjau, yang ditutupi dengan tembakan langsung dari tim pemburu-pembunuh anti-tank, hal semacam itu."

"Masalah yang harus dipecahkan adalah ladang ranjau, bukan bagian udara saat ini," kata Milley.

Negara-negara Barat berusaha memberi Ukraina peralatan tambahan untuk membantu membersihkan ranjau-ranjau itu, seperti muatan bahan peledak yang diproyeksikan dengan roket seperti M58 Mine Clearing Line Charge, atau MICLIC.

Baca juga: Ukraina Terkini: Rusia Serang Odessa Lagi, 2 Hari Beruntun

"Saya yakin bahwa mereka dapat melakukan ini, dan terutama jika mereka menjalankan taktik, teknik, dan prosedur yang telah diajarkan kepada mereka, yang mana mereka lakukan, dan menjalankan operasi ini pada malam hari, yang akan membuat Rusia tidak dapat menggunakan kekuatan udaranya," tambahnya. "Jadi, masalah sebenarnya adalah ladang ranjau. Saat ini bukan kekuatan udaranya."

Para pejabat dan anggota militer Ukraina telah berulang kali meminta mitra internasionalnya untuk memberikan kekuatan udara yang lebih besar, khususnya helikopter tempur dan jet tempur F-16 buatan Amerika, untuk mendukung pasukan daratnya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com