Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jutaan Rakyat Ethiopia Kelaparan, Buntut AS dan PBB Hentikan Bantuan Pangan

Kompas.com - 21/06/2023, 14:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber

NAIROBI, KOMPAS.com - Seorang pendeta Kristen Ortodoks, Tesfa Kiros Meresfa mengemis makanan dari pintu ke pintu bersama dengan banyak orang lain yang pulih dari perang dua tahun di Ethiopia utara yang membuat rakyatnya kelaparan.

Yang membuatnya cemas, biji-bijian dan minyak yang sangat dibutuhkan telah menghilang lagi bagi jutaan orang yang terperangkap dalam kebuntuan antara pemerintah Ethiopia, Amerika Serikat, dan PBB.

Baca juga: Dibantu Arab Saudi, Djibouti, dan Ethiopia, AS Evakuasi para Diplomat di Sudan

Kebuntuan terkait atas apa yang menurut pejabat AS mungkin merupakan pencurian bantuan pangan terbesar yang pernah tercatat.

“Saya tidak punya kata-kata untuk menggambarkan penderitaan kami,” kata Tesfa.

AS dan PBB menuntut agar pemerintah Etiopia menyerahkan kendalinya atas sistem pengiriman bantuan besar yang mendukung seperenam dari populasi negara itu.

Mereka lantas mengambil langkah dramatis dengan menangguhkan bantuan pangan mereka ke negara terpadat kedua di Afrika itu sampai mereka yakin bantuan tidak akan dicuri oleh pejabat dan pejuang Ethiopia.

Hampir tiga bulan telah berlalu sejak penangguhan bantuan di beberapa bagian negara, dan muncul laporan tentang kematian pertama akibat kelaparan selama jeda tersebut.

Paling awal, bantuan ke wilayah Tigray utara akan kembali pada bulan Juli, kata AS dan PBB, dan ke seluruh negara di beberapa titik setelah itu, ketika reformasi dalam distribusi bantuan memungkinkan terjadi.

Tesfa, yang tinggal di kompleks sekolah bersama ratusan orang lainnya yang terlantar akibat perang di Tigray, tertawa ketika ditanya berapa banyak makanan yang dia makan sehari.

"Pertanyaannya adalah lelucon," katanya. “Kami sering tidur tanpa makanan.”

Baca juga: Perang Saudara Ethiopia Akhirnya Capai Kesepakatan Damai Setelah 2 Tahun Pertempuran

Dalam wawancara dengan Associated Press, yang pertama kali melaporkan pencurian besar-besaran bantuan makanan, pejabat badan bantuan AS dan PBB, organisasi kemanusiaan dan diplomat mengungkap temuan baru tentang pengalihan bantuan ke unit militer dan pasar di seluruh negeri.

Itu termasuk tuduhan bahwa beberapa pejabat senior Ethiopia terlibat secara luas.

Penemuan pada bulan Maret tentang bantuan makanan curian yang cukup untuk memberi makan 134.000 orang selama sebulan di satu kota Tigray hanyalah sekilas dari skala pencurian yang coba diungkap oleh AS, donor kemanusiaan terbesar Ethiopia.

Makanan yang dimaksudkan untuk keluarga yang membutuhkan malah ditemukan untuk dijual di pasar atau ditumpuk di pabrik tepung komersial, masih ditandai dengan bendera AS.

Baca juga: Perang Ethiopia-Tigray: Kronologi, Penyebab Konflik, dan Situasi Terkini

Implikasinya bagi AS bersifat global. Membuktikan dapat mendeteksi dan menghentikan pencurian bantuan yang dibayarkan oleh pembayar pajak AS sangat pentin.

Halaman:

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com