Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Tangkap Sindikat Pekerja Asing Ilegal dengan Korban 10 Perempuan Indonesia

Kompas.com - 23/05/2023, 09:54 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Bernama

PUTRAJAYA, KOMPAS.com - Departemen Imigrasi Malaysia belum lama ini menangkap sindikat yang mengeksploitasi perempuan asing untuk bekerja sebagai pekerja rumah tangga dan petugas kebersihan di "Negeri Jiran".

Penangkapan itu terjadi dalam operasi khusus yang dilaksanakan petugas di Temerloh, Pahang.

Direktur Jenderal Departemen Imigrasi Malaysia, Ruslin Jusoh, mengatakan 10 perempuan Indonesia yang diyakini sebagai korban berhasil diselamatkan setelah dilakukan penggerebekan di dua tempat pada Selasa (16/5/2023) sekitar pukul 19.00 waktu setempat.

Baca juga: Kapal Ikan yang Bawa 17 WNI Terbalik, China Desak Australia Bantu Temukan Para Awak

Dalam sebuah pernyataan, dia menjelaskan, bahwa para warga negara Indonesia (WNI) berusia antara 23 dan 50 tahun tersebut didapati membawa izin kunjungan sosial yang telah kedaluwarsa.

Ruslin menyampaikan, petugas juga telah menahan seorang perempuan Indonesia berusia 30-an yang diyakini berperan sebagai pengawas para WNI tersebut. Perempuan itu juga memegang izin kunjungan sosial yang telah kadaluwarsa.

Menyusul penggerebekan pertama, Departemen Imigrasi Malaysiia lalu menggerebek agen perekrutan tenaga kerja sekitar pukul 20.30 waktu setempat dan menahan pemiliknya, yakni seorang perempuan berusia 40-an.

Perempuan itu diyakini telah membawa warga negara asing dan mengelola operasi sindikat tersebut.

“Modus operandi sindikat ini adalah menggunakan perempuan warga negara asing untuk bekerja sebagai pembantu harian dan petugas kebersihan di rumah-rumah penduduk,” katanya, dikutip dari Kantor berita Bernama.

Ruslin menambahkan bahwa, sindikat tersebut mengenakan biaya antara 150 ringgit Malaysia (sekitar Rp490.000) dan 250 ringgit Malaysia (sekitar Rp820.000) sehari untuk layanan tersebut.

Baca juga: UPDATE Kapal Ikan China Berisi 17 WNI Terbalik, 2 Mayat Ditemukan

Dia menyebut, sindikat itu telah beroperasi selama lebih dari dua tahun dan diyakini telah meraup untung 900.000 ringgit Malaysia (sekitar Rp2,9 miliar) per tahun.

Ruslin mengatakan, para korban mengaku kepada timnya bahwa mereka belum menerima gaji, tidak diberi hari libur dan kesempatan untuk menggunakan telepon genggam guna menghubungi keluarga mereka.

Para perempuan tersebut telah ditempatkan di depot imigrasi di sini untuk pemeriksaan lebih lanjut karena diduga melanggar beberapa peraturan perundang-undangan keimigrasian Malaysia.

"Pemilik agen tenaga kerja telah dibebaskan dengan jaminan polisi," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com