Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zelensky Telepon Xi Jinping, Kali Pertama Sejak Perang Rusia-Ukraina

Kompas.com - 26/04/2023, 20:32 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KYIV, KOMPAS.com - Presiden China Xi Jinping berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melalui telepon pada Rabu (26/4/2023). Ini adalah telepon pertama kedua pihak sejak invasi Rusia.

"Saya melakukan panggilan telepon yang panjang dan bermakna dengan Presiden Xi Jinping," kata Zelensky di Twitter.

"Saya percaya bahwa telepon ini, serta penunjukan Duta Besar Ukraina untuk China, akan memberikan dorongan yang kuat bagi perkembangan hubungan bilateral kita," tulisnya.

Baca juga: Zelensky Kecam Perlakuan Rusia terhadap Muslim di Crimea

Juru bicara Zelensky, Sergiy Nykyforov, mengatakan di Facebook bahwa kedua pihak melakukan percakapan telepon selama hampir satu jam.

Stasiun tv negara China CCTV melaporkan, selama panggilan telepon Xi berkata kepada Zelensky bahwa pembicaraan dan negosiasi adalah satu-satunya jalan keluar dari perang.

"Mengenai masalah krisis Ukraina, China selalu berdiri di sisi perdamaian dan posisi intinya adalah untuk mempromosikan pembicaraan damai," kata Xi sebagaimana dilaporkan CCTV.

Menurut transkrip telepon yang dilaporkan CCTV, Xi berkata bahwa China "tidak akan melihat api dari sisi lain, atau menambah bensin ke dalam api, apalagi memanfaatkan krisis untuk mendapatkan keuntungan".

"Saat menangani masalah nuklir, semua pihak yang berkepentingan harus tetap tenang dan menahan diri, benar-benar fokus pada masa depan dan nasib mereka sendiri dan seluruh umat manusia, serta bersama-sama mengelola dan mengendalikan krisis," ujar Xi.

Kantor berita AFP mewartakan, Beijing bersikap netral dalam konflik dan Xi tidak pernah mengecam invasi Rusia.

Zelensky berulang kali mengatakan bahwa dia akan terbuka berbicara dengan Xi Jinping.

Baca juga:

Pada Februari 2023, Beijing meluncurkan proposal 12 poin yang menyerukan penyelesaian politik untuk krisis di Ukraina.

Dokumen tersebut menggambarkan China sebagai pihak netral dan mendesak Rusia serta Ukraina melakukan negosiasi damai.

Poin pertama makalah itu menuliskan, "Kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas teritorial semua negara harus ditegakkan secara efektif".

Akan tetapi, China selalu enggan menjelaskan bagaimana hal itu berkaitan dengan spesifikasi perang Ukraina, yang dipicu ketika pasukan Rusia menginvasi negara tetangga mereka.

Dalam proposal tersebut China meminta Rusia dan Ukraina melanjutkan pembicaraan damai, menyatakan bahwa "dialog dan negosiasi adalah satu-satunya solusi yang layak".

Dokumen itu ditanggapi dengan keraguan dari para sekutu Ukraina. Kepala NATO Jens Stoltenberg mengatakan, Beijing "tidak memiliki banyak kredibilitas karena mereka belum mampu mengecam invasi ilegal ke Ukraina".

Baca juga: Zelensky Terbuka dengan Rencana Perdamaian China, Asal...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com