Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cheetah Kedua yang Dibawa India dari Afrika Mati

Kompas.com - 24/04/2023, 20:47 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KUNO, KOMPAS.com - Seekor cheetah yang dibawa dari Afrika ke India mati, menjadi kasus kematian kedua dalam satu bulan terakhir

Cheetah dinyatakan punah di India sejak 70 tahun lalu, kemudian pengadilan tertinggi negara itu pada 2020 menyatakan bahwa spesies tersebut harus dihadirkan kembali.

Sejauh ini, 12 cheetah dari Afrika Selatan dan delapan dari Namibia telah dibawa ke India.

Baca juga: Cheetah Muncul Lagi di India Setelah Punah 70 Tahun

Cheetah jantan bernama Uday ditemukan tidak sehat di kandang Taman Nasional Kuno, India tengah, dan dibius untuk perawatan.

Namun, dia mati di kemudian hari, kata petugas kehutanan India JS Chauhan pada Minggu (23/4/2023).

Tes sedang dilakukan untuk menentukan penyebab kematian, kata Amit Mallick dari program konservasi harimau nasional India kepada kantor berita AFP.

Sebelumnya pada Maret 2023, seekor cheetah Namibia bernama Sasha mati karena penyakit ginjal.

Pihak berwenang mengaku tidak diberitahu tentang penyakit tersebut sebelum kelompok cheetah dari Namibia diterbangkan ke India enam bulan sebelumnya.

Pengadaan kembali cheetah adalah proyek prestise besar bagi Perdana Menteri India Narendra Modi. Program ini bertujuan untuk mendatangkan sekitar 100 kucing besar itu selama sepuluh tahun berikutnya.

Cheetah Asia terakhir yang berkeliaran di anak benua diyakini telah diburu pada 1947 oleh seorang pangeran India, dan dinyatakan punah secara resmi di negara tersebut tahun 1952.

Reintroduksi cheetah di India adalah relokasi antarbenua pertama dari hewan darat tercepat di Bumi itu.

Baca juga:

Juga pada Maret 2023, cheetah Namibia lainnya melahirkan empat anak di Taman Nasional Kuno. Ini adalah kelahiran pertama sejak kepunahan cheetah di India.

Para kritikus memperingatkan, hewan itu mungkin akan kesulitan beradaptasi dengan habitat India karena persaingan mendapatkan mangsa dari sejumlah besar macan tutul lainnya.

Peneliti dan ilmuwan dari Proyek Penelitian Cheetah Leibniz-IZW di Namibia baru-baru ini mengemukakan, program relokasi mengabaikan ekologi spasial dan ukuran Taman Nasional Kuno jauh lebih kecil daripada yang biasanya dibutuhkan cheetah untuk berkembang.

Cheetah adalah salah satu spesies kucing besar tertua di dunia. Nenek moyangnya sudah hidup sekitar 8,5 juta tahun lalu, dan mereka pernah berkeliaran secara luas di seluruh Asia dan Afrika dalam jumlah besar.

Akan tetapi, setelah kepunahan mereka dari banyak negara di Timur Tengah dan Asia, kini hanya sekitar 7.000 yang tersisa terutama di sabana Afrika.

Baca juga: Sedang Melacak Cheetah, Pria Ini Disergap dan Tewas Dimakan 2 Ekor Singa

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com