OUAGADOUGOU, KOMPAS.com – Sekitar 60 warga sipil di sebuah desa di Burkina Faso utara dibantai oleh orang-orang yang mengenakan seragam angkatan bersenjata.
Jaksa lokal, Lamine Kabore, pada Minggu (23/4/2023) mengatakan bahwa pembantaian tersebut terjadi di Desa Karma, Provinsi Yatenga, perbatasan dekat Mali.
Daerah tersebut dikuasai oleh kelompok milisi yang terkait dengan Al-Qaeda dan ISIS yang telah melakukan serangan berulang selama bertahun-tahun.
Baca juga: Presiden Ghana Tuding Burkina Faso Bayar Tentara Grup Wagner dengan Hak Pengelolaan Tambang
Dilansir dari Reuters, Kabore menyampaikan bahwa penyelidikan atas tragedi tersebut telah diluncurkan.
Namun, rincian lebih lanjut mengenai serangan dan pembantain tersebut tidak disampaikan.
Sejak 2022, serangan oleh kelompok bersenjata terhadap warga sipil telah meningkat, lapor Human Rights Watch pada Maret.
Di sisi lain, pasukan keamanan Burkina Faso dan pasukan sukarelawan pertahanan telah melakukan sejumlah operasi kontra-terorisme yang kejam.
Baca juga: Ibrahim Traore, Pemimpin Kudeta Burkina Faso, Resmi Diangkat Jadi Presiden
Pada 15 April, terjadi serangan oleh kelompok tak dikenal di wilayah yang sama di Burkina Faso utara.
Dalam serangan tersebut, penyerang tak menewaskan 40 orang dan melukai 33 lainnya dalam serangan terhadap tentara dan pasukan sukarelawan.
Kerusuhan di wilayah tersebut dimulai di Mali pada 2012, ketika kelompok milisi membajak pemberontakan separatis Tuareg.
Sejak saat itu kekerasan telah menyebar ke Burkina Faso dan Niger, menewaskan ribuan orang dan membuat lebih dari 2,5 juta orang mengungsi.
Baca juga: Pasca-kudeta di Burkina Faso, Peran Tentara Bayaran Rusia di Wilayah Sahel Jadi Sorotan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.