BEIJING, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mendesak China untuk meminta Rusia menghentikan perang di Ukraina.
"Bagus bahwa China telah mengisyaratkan komitmennya untuk sebuah solusi, tetapi saya harus mengatakan terus terang bahwa saya bertanya-tanya mengapa posisi China sejauh ini tidak memasukkan seruan kepada agresor Rusia untuk menghentikan perang," kata dia saat konferensi pers bersama Menlu China di Beijing setelah pertemuan mereka, dikutip dari AFP.
Baerbock menyampaikan, kunjungan Presiden China Xi Jinping baru-baru ini ke Moskwa menunjukkan bahwa tidak ada negara lain yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap Rusia selain China.
Baca juga: Jerman Izinkan Polandia Kirim Jet Tempur MiG-29 Tua ke Ukraina
"Sama seperti China yang berhasil terlibat dalam penyelesaian damai antara Iran dan Arab Saudi, kami ingin China memengaruhi Rusia untuk akhirnya mengakhiri agresinya dan berpartisipasi dalam resolusi konflik damai," ucap dia yang baru kali ini melakukan perjalanan ke China.
Kunjungan Baerbock ke "Negeri Tirau Bambu" dilakukan seminggu setelah kunjungan Presiden Perancis Emmanuel Macron dan ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Keduanya juga mendesak Beijing untuk memainkan peran lebih besar dalam menyelesaikan krisis di Ukraina.
China telah menyatakan dalam posisi netral dalam masalah ini dan tidak pernah mengutuk invasi Rusia.
Baerbock juga memperingatkan tentang "skenario horor" dalam kasus eskalasi militer di Selat Taiwan, beberapa hari setelah Beijing melakukan latihan militer di dekat pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.
"Eskalasi militer di Selat Taiwan, seperti yang telah disebutkan, menutup 50 persen perdagangan dunia setiap hari, akan menjadi skenario horor bagi seluruh dunia," katanya.
Baca juga: Polandia Minta Izin Jerman Kirim MiG-29 ke Ukraina, Jet Tempur Canggih pada Masanya
Baerbock juga mengungkapkan keprihatinannya tentang batasan hak asasi manusia dan berkurangnya ruang untuk keterlibatan masyarakat sipil di China selama pertemuan dengan mitranya.
"Saya menjelaskan dalam pembicaraan bilateral kami (dengan Menlu China) bahwa kami (Jerman) prihatin bahwa ruang lingkup keterlibatan masyarakat sipil di China terus menyusut dan HAM dibatasi," katanya kepada wartawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.