SEOUL, KOMPAS.com - Korea Utara mengatakan pada Jumat (14/4/2023) bahwa pihaknya telah menguji rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar padat baru, Hwasong-18.
Ini dilakukan untuk secara radikal mempromosikan kemampuan serangan balik nuklirnya, kata media pemerintah.
Pemimpin Kim Jong Un memandu tes tersebut, dan memperingatkan hal itu akan membuat musuh mengalami krisis keamanan.
Baca juga: [UNIK GLOBAL] Batu Mengandung Emas Rp 3,6 Miliar | Jaket Dior Anak Kim Jong Un
Dilansir dari Reuters, Kim juga terus-menerus menyerang mereka dengan kegelisahan dan kengerian yang ekstrem.
Korut disebut mengambil tindakan balasan yang fatal dan ofensif sampai Barat meninggalkan pemikiran tidak masuk akal dan tindakan sembrono.
Korea Utara mengkritik latihan militer gabungan AS-Korea Selatan baru-baru ini sebagai ketegangan yang meningkat, dan telah meningkatkan uji coba senjata dalam beberapa bulan terakhir.
Kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan Korea Utara masih mengembangkan senjata itu.
Mereka membutuhkan lebih banyak waktu dan upaya untuk menguasai teknologinya, yang menunjukkan bahwa Pyongyang mungkin melakukan lebih banyak tes.
Outlet media pemerintah Korea Utara KCNA merilis foto-foto Kim yang menyaksikan peluncuran, ditemani oleh istri, saudara perempuan dan putrinya, dan rudal yang ditutupi jaring kamuflase pada peluncur bergerak.
Sebuah video media pemerintah menunjukkan rudal meluncur dari tabung peluncuran, menciptakan awan asap.
Baca juga: Profil Kim Jung Ae, Putri Kim Jong Un Berbalut Misteri, Spekulasi Suksesor
“Pengembangan ICBM Hwasongpho-18 tipe baru akan secara ekstensif mereformasi komponen pencegahan strategis Korut, secara radikal mempromosikan efektivitas postur serangan balik nuklirnya dan membawa perubahan dalam kepraktisan strategi militer ofensifnya,” kata KCNA.
Analis mengatakan itu adalah penggunaan propelan padat pertama Korea Utara dalam rudal balistik jarak menengah atau antarbenua.
Mengembangkan ICBM berbahan bakar padat telah lama dipandang sebagai tujuan utama Korea Utara, karena dapat membantu Korea Utara mengerahkan rudal lebih cepat selama perang.
Baca juga: Kim Jong Un Terus Genjot Produksi Bahan Nuklir agar Tak Terkalahkan
Sebagian besar rudal balistik terbesar di negara itu menggunakan bahan bakar cair, yang mengharuskannya diisi dengan propelan di lokasi peluncurannya, yang jadi proses yang memakan waktu dan berbahaya.
“Untuk negara mana pun yang mengoperasikan kekuatan nuklir skala besar berbasis rudal, rudal propelan padat adalah kemampuan yang sangat diinginkan karena mereka tidak perlu diisi bahan bakar segera sebelum digunakan,” kata Ankit Panda, seorang peneliti senior di AS. Carnegie Endowment untuk Perdamaian Internasional.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Jaket Putri Kim Jong Un | Putin Sebar Nuklir
"Kemampuan ini jauh lebih responsif di saat krisis," tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.