Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Kunjungi China, Macron Beritahu Eropa: Jangan Ikut-ikut AS atau Beijing

Kompas.com - 10/04/2023, 07:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

PARIS, KOMPAS.com – Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan, Eropa tidak seharusnya tidak berminat mengenai peningkatan eskalasi mengenai Taiwan.

Dia menuturkan, Eropa seharusnya memiliki strategi yang independen, baik dari dari Amerika Serikat (AS) atau China, sebagaimana dilansir Reuters.

Pernyataan tersebut disampaikan Macron dalam wawancara dengan surat kabar Les Echos dan Politico yang diterbitkan pada Minggu (9/4/2023).

Baca juga: Rusia Sebut China Jadi Target Barat Selanjutnya setelah Moskwa

Macron baru saja kembali ke Perancis setelah melakukan dari kunjungan kenegaraan selama tiga hari ke China. Dalam kunjungan itu, Macron mendapat sambutan hangat dari Presiden China Xi Jinping.

Pada Sabtu (8/4/2023), China memulai latihan di sekitar Taiwan karena marah atas pertemuan Presiden Tsai Ing-wen dengan ketua DPR AS Kevin McCarthy pada Rabu (5/4/2023) di Los Angeles, AS.

China memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya sendiri. Di sisi lain, Pemerintah Taiwan sangat menentang klaim China.

Usai kunjungannya dari China, Macron mengatakan bahwa Eropa seharusnya tidak mempercepat konflik.

Baca juga: China Simulasi Serang Taiwan, 58 Pesawat dan 9 Kapal Perang Terdeteksi

Sebaliknya, kata Macron, “Benua Biru” seharusnya meluangkan waktu untuk membangun posisinya sebagai kutub ketiga antara China dan AS.

“Hal terburuk adalah berpikir bahwa kita orang Eropa harus menjadi pengikut topik ini dan beradaptasi dengan ritme Amerika atau reaksi berlebihan China,” kata Macron.

Dia menuturkan, Eropa seharusnya mendanai industri pertahanannya dengan lebih baik, mengembangkan energi nuklir dan energi terbarukan, serta mengurangi ketergantungan pada dollar AS guna membatasi ketergantungannya pada Washington.

Baca juga: Bikin Takut Ayam Tetangga Sampai Mati, Pria China Dihukum Penjara

Pada Jumat (7/4/2023), seorang penasihat Macron mengatakan kepada wartawan di Guangzhou bahwa Xi dan Macron melakukan diskusi yang padat sekaligus jujur tentang masalah Taiwan selama pertemuan mereka.

“Perasaan presiden adalah bahwa kita harus berhati-hati agar tidak ada kecelakaan atau peningkatan ketegangan (yang dapat menyebabkan) China melakukan ofensif," kata penasihat tersebut.

Macron melakukan perjalanan ke China dengan 50 delegasi bisnis besar termasuk Airbus dan produsen energi nuklir EDF, yang turut menandatangani kesepakatan selama kunjungan tersebut.

Baca juga: AS Pantau Latihan Militer China di Sekitar Taiwan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com