Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Turkiye dan Suriah: Berapa Lama Seseorang Bisa Bertahan Hidup di Bawah Puing-puing?

Kompas.com - 10/02/2023, 15:28 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

ISTANBUL, KOMPAS.com - Waktu mulai menipis bagi para korban yang masih terperangkap di bawah reruntuhan akibat gempa dengan magnitudo 7.8 yang melanda Turkiye dan Suriah pada Senin (6/2/2022).

Tim penyelamat dari Turkiye, Suriah, dan negara-negara lainnya sedang berusaha tanpa henti untuk memindahkan puing-puing untuk mencari tanda kehidupan.

Tetapi, berapa lama orang yang selamat dapat bertahan hidup di bawah puing-puing?

Baca juga: Di Tengah Perang, Ukraina Turut Kirim Tim SAR ke Turkiye, Berharap Tak Bertemu Tim Rusia

Rentang waktu itu tergantung pada berbagai faktor, ungkap para ahli kepada BBC.

Posisi penyintas saat terjebak di tengah kerusakan, akses air, akses udara, iklim, kondisi cuaca, dan kebugaran jasmani orang yang terperangkap, semuanya dapat memengaruhi berapa lama seseorang bisa bertahan.

Sebagian besar penyelamatan dapat terjadi dalam kurun waktu 24 jam setelah bencana, namun ada juga kasus penyelamatan dari reruntuhan yang membutuhkan waktu lebih lama.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada umumnya memberhentikan operasi pencarian dan penyelamatan sekitar lima sampai tujuh hari setelah bencana.

Keputusan ini dibuat jika dalam waktu satu sampai dua hari, tidak ada orang yang berhasil diselamatkan.

Jadi apa saja faktor yang dapat membantu korban gempa bertahan hidup?

Kesadaran dan kesiagaan

Meskipun tidak gampang untuk memprediksi kapan terjadinya gempa atau robohnya sebuah bangunan, posisi seseorang dalam keadaan darurat merupakan kunci bertahan hidup, kata pengamat.

Baca juga: Korban Tewas Gempa Turkiye-Suriah Capai 20.000 Jiwa, Harapan Pencarian Memudar

Tempat yang dipilih dengan baik dapat memberikan seseorang perlindungan dari puing-puing yang berjatuhan dan memberikan akses ke udara untuk bernapas.

“Dengan menerapkan posisi ‘Drop, Cover and Hold’ (berlutut, berlindung dan berpegangan) bisa menciptakan peluang selamat, peluang mendapatkan akses udara,” kata Murat Harun Ongoren, seorang koordinator AKUT (Asosiasi Pencarian dan Penyelamatan Turkiye).

AKUT adalah kelompok masyarakat sipil pemberi bantuan dan penyelamatan terbesar di Turkiye.

Drop, cover and hold memiliki arti: jatuhkan diri berlutut ke lantai, berlindung di bawah meja atau sesuatu yang kukuh, dan berpegangan erat sampai guncangan berhenti.

“Edukasi, pelatihan dan kesadaran tentang langkah-langkah darurat (sebelum bencana seperti gempa terjadi) penting dan sering diabaikan,” tambah dia.

“Dan itu akan menentukan seberapa lama Anda dapat hidup di bawah reruntuhan.”

Dr Jetri Regmi, petugas teknis di Program Kedaruratan Kesehatan Dunia WHO juga menekankan pentingnya kesiapsiagaan.

“Berlindung di tempat aman seperti meja yang kukuh dapat meningkatkan kans bertahan. Tidak ada hal yang pasti karena semua bencana itu berbeda, tapi upaya pencarian dan penyelamatan awal tergantung pada kemampuan dan kesiapan dari warga setempat,” terang dia.

Baca juga: UPDATE Gempa Turkiye: Korban Tewas 19.300 Jiwa, Prediksi Bisa Lampaui 45.000

Akses air dan udara

Suplai air dan udara merupakan faktor kunci bertahan hidup ketika terperangkap dalam gedung runtuh.

Halaman:

Terkini Lainnya

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com