Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Wanita Kenya Jalani Operasi Rekonstruksi Klitoris

Kompas.com - 26/11/2022, 11:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

NAIROBI, KOMPAS.com - 60 wanita Kenya yang pernah menjalani mutilasi alat kelamin wanita atau FGM melakukan operasi rekonstruksi klitoris.

Dipraktikkan di 30 negara di Afrika, Timur Tengah dan Asia, FGM melibatkan penghilangan sebagian atau seluruh bagian luar klitoris yang terlihat.

Dilansir dari Reuters, FGM ilegal di Kenya, tetapi 21 persen anak perempuan dan perempuan berusia 15 hingga 49 tahun telah mengalaminya, menurut Dana Kependudukan PBB.

Baca juga: Demi Orgasme Maksimal, Swedia Tawarkan Rekonstruksi Klitoris

Berakar pada konvensi sosial dan kepercayaan budaya tentang feminitas dan seksualitas, FGM sangat berbahaya dalam jangka pendek dan panjang.

Beberapa gadis meninggal, atau menderita konsekuensi seumur hidup seperti infeksi saluran kemih dan vagina, masalah seksual, komplikasi persalinan, dan rasa sakit psikologis.

Operasi rekonstruksi ditawarkan selama kunjungan selama seminggu ke Nairobi bulan ini oleh ahli bedah AS Marci Bowers, yang diselenggarakan oleh LSM Clitoraid.

Baca juga: Hidup dengan Dua Vagina, Wanita Australia Ini Ungkap Suka Dukanya

Bowers telah mengoperasi ratusan wanita Kenya selama dua kunjungan sebelumnya, pada 2017 dan 2019.

Baca juga: Berkedok Dokter Kandungan, Predator Seksual Tipu 400 Wanita Periksa Alat Kelamin via Video Call

"Ini mengubah hidup, dan ini adalah istilah yang kami dengar berulang kali. Mereka mengatakan mereka merasa seperti memiliki rasa kewanitaan mereka kembali," kata Bowers, pelopor dalam bidang ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com