Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Malaysia Minta Partai Serahkan Nama Perdana Menteri Paling Lambat Senin

Kompas.com - 20/11/2022, 18:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

PUTRAJAYA, KOMPAS.comRaja Malaysia Sultan Abdullah Ahmad Shah meminta semua partai politik menyerahkan nama calon perdana menteri masing-masing pada Senin (21/11/2022) pukul 14.00 waktu setempat.

Tenggat waktu tersebut ditetapkan setelah hasil pemilu Malaysia yang masih menggantung, seiring para kandidat yang saling mengeklaim suara mayoritas pada Minggu (20/11/2022).

Raja Malaysia juga meminta partai-partai peserta pemilu untuk mendeklarasikan aliansi masing-masing untuk membentuk pemerintahan, sebagaimana dilansir The Straits Times.

Baca juga: Pemilu Malaysia: 3 Orang Meninggal saat Pemungutan Suara

Pengumuman itu disampaikan oleh Pengawas Rumah Tangga Kerajaan Ahmad Fadil Syamsuddin. Pihaknya menambahkan, istana telah menerima hasil pemilu pada Minggu sore waktu setempat.

Sejauh ini, tak ada partai politik yang memiliki cukup kursi untuk mendapatkan mayoritas secara keseluruhan dan membentuk pemerintahan.

Suara yang didapatkan dua koalisi terbesar, Pakatan Harapan (PH) dan Perikatan Nasional (PN), belum cukup membentuk pemerintahan mayoritas.

Ahmad mengatakan, para ketua partai politik dan koalisi akan diminta oleh Ketua Majelis Rendah Parlemen Azhar untuk bernegosiasi guna membentuk pemerintahan dan mengajukan nama-nama kandidat yang diyakini partai-partai dapat menguasai mayoritas parlemen.

Baca juga: Hasil Pemilu Malaysia Belum Jelas, Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Saling Klaim Menang

“Keputusan Raja tentang pembentukan pemerintahan baru dan penunjukan perdana menteri bersifat final,” kata Ahmad.

Dia menuturkan Raja Malaysia juga mengingatkan mereka bahwa negara membutuhkan pemerintahan yang stabil, berwibawa, dan berintegritas untuk melindungi kesejahteraan rakyat dan mendorong agenda kemakmuran bangsa.

Anwar Ibrahim dari PH dan Sri Muhyiddin Yassin dari PN saat ini sedang berlomba untuk membentuk pemerintah.

Masing-masing mengeklaim memiliki jumlah yang cukup untuk membentuk pemerintahan di Malaysia.

Pada Minggu dini hari, Muhyiddin menuturkan bahwa koalisinya akan mengadakan diskusi dengan partai-partai dari Sabah dan Sarawak untuk membentuk pemerintah federal.

Baca juga: Mahathir Kalah di Pemilu Malaysia, Kegagalan Pertamanya dalam 53 Tahun

Dia mengabaikan gagasan untuk bekerja dengan musuh bebuyutannya, PH.

Beberapa jam kemudian, Menteri Utama Sarawak Abang Johari Openg terbang ke Kuala Lumpur untuk menemuinya.

Dia juga bertemu Presiden Parti Islam SeMalaysia Hadi Awang, yang partainya sekarang menjadi yang terbesar di parlemen, untuk “membahas pembentukan pemerintahan federal”.

Johari memimpin Gabungan Parti Sarawak, yang merebut 22 dari 31 kursi parlemen negara bagian.

Di sisi lain, Anwar juga mengeklaim bahwa koalisi PH-nya memiliki mayoritas dengan lebih dari 112 kursi parlemen.

Baca juga: Hasil Awal Pemilu Malaysia Menggantung, Partai-partai Utama Gagal Dapatkan Suara Mayoritas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com