Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Hukum Gantung Tahanan yang Sudah Tewas

Kompas.com - 08/11/2022, 08:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

ZAHEDAN, KOMPAS.com - Otoritas Iran menghukum gantung tahanan yang sudah tewas sebelum dieksekusi, kata LSM Iran Human Rights (IHR) pada Senin (7/11/2022).

Menurut LSM yang berbasis di Norwegia tersebut, Iran menghukum mati tahanan bernama Nematullah Barahui karena kasus narkoba.

Namun, sesaat sebelum jadwal eksekusi, Barahui terbunuh dalam konfrontasi dengan sipir penjara.

Baca juga: Iran Hukum Mati Demonstran atas Tuduhan “Korupsi di Bumi” dalam Satu Kali Sidang

Barahui awalnya akan digantung bersama pria lain yang juga terjerat kasus narkoba, di penjara Kota Zahedan, Provinsi Sistan-Baluchistan, Iran tenggara, Minggu (6/11/2022).

IHR mengutip sumber-sumber lokal yang tidak disebutkan namanya, menyebutkan bahwa Barahui tetap digantung agar sipir penjara tidak terkena masalah hukum.

Situs berita Hal Vash yang memantau peristiwa di Sistan-Baluchistan juga melaporkan, Barahui terbunuh sebelum eksekusi yang dijadwalkan.

Dikatakan bahwa terpidana dibangunkan pada Minggu (6/11/2022) dini hari dan diberitahu bahwa dia akan dieksekusi.

Dalam kondisi setengah sadar, dia melawan lalu dibunuh dengan dipukul di leher oleh sipir penjara menggunakan benda tajam, kata Hal Vash, dikutip dari kantor berita AFP.

Barahui memiliki tiga anak perempuan, tetapi keluarganya otoritas penjara melarang keluarganya bertemu dengannya selama bertahun-tahun.

Baca juga:

Hingga berita ini diunggah, belum ada konfirmasi dari pihak berwenang Iran. Eksekusi tersebut juga belum dilaporkan di media-media Iran seperti halnya sebagian besar hukuman gantung lainnya di negara itu.

Menurut catatan Amnesty International, setidaknya 314 eksekusi tercatat di Iran selama 2021, lebih tinggi daripada negara-negara lain di seluruh dunia.

Akan tetapi, data Amnesty tidak mencakup China yang dipercaya mengeksekusi ribuan orang dalam setahun.

Kemudian, menurut data IHR sebanyak 462 orang dihukum mati di Iran sepanjang 2022.

Perwakilan orang-orang Sunni Baluch yang tinggal di Sistan-Baluchistan mengeklaim, jumlah eksekusi dari komunitasnya tidak proporsional dan mereka juga menderita diskriminasi.

Provinsi Sistan-Baluchistan termasuk titik konflik utama akhir-akhir ini. Lebih dari 100 orang tewas oleh aparat keamanan sejak 30 September 2022, menurut IHR.

Jumlah tersebut belum termasuk korban tewas oleh pasukan keamanan dalam demo kematian Mahsa Amini setelah dia ditangkap polisi moral pada pertengahan September 2022.

Baca juga: Ribuan Orang Hadiri Peringatan 40 Hari Mahsa Amini, Bentrok Pecah dengan Aparat Iran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com